The Fed Belum Siap Pangkas Bunga, Bitcoin Anjlok ke US$57.000

PXHERE.com
Harga Bitcoin merosot menjadi sekitar US$57.000 (Rp 934,8 juta) yang merupakan level terendah dalam dua bulan terakhir, pada Kamis (4/7).
Penulis: Hari Widowati
5/7/2024, 06.46 WIB

Harga Bitcoin merosot menjadi sekitar US$57.000 (Rp 934,8 juta) yang merupakan level terendah dalam dua bulan terakhir, pada Kamis (4/7). Penurunan harga Bitcoin ini merupakan respons pasar terhadap sinyal dari Bank Sentral AS (The Fed) yang belum siap menurunkan suku bunga acuannya.

Sekitar pukul 14.30 waktu London, mata uang digital ini turun sekitar 5% dalam 24 jam menjadi US$56.837 (Rp 932,18 juta), turun di bawah angka US$57.000 untuk pertama kalinya sejak 1 Mei, menurut data CoinGecko. Sejak saat itu, Bitcoin telah mengurangi kerugian dan diperdagangkan pada US$57.932,57 (Rp 950,08 juta), turun 3,4% pada pukul 17.05 waktu London.

Token saingannya, Ether, mata uang kripto terbesar kedua di dunia, turun 5% menjadi US$3.120 (Rp 51,17 juta).

Hal ini terjadi setelah Federal Reserve lalu merilis risalah dari pertemuan bulan Juni yang menunjukkan bahwa para pejabat enggan menurunkan suku bunga sampai data tambahan menunjukkan inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju target 2% bank sentral, pada Rabu (3/7).

Menurut laporan CNBC, suku bunga yang lebih tinggi biasanya kurang menguntungkan untuk Bitcoin dan mata uang kripto lainnya karena mengurangi selera risiko investor.

Bitcoin melesat ke level tertinggi sepanjang masa di atas US$73.700 (Rp 1,2 miliar) pada Maret tahun ini setelah Komisi Sekuritas dan Bursa Efek AS menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin spot yang pertama di AS.

ETF memungkinkan investor untuk membeli produk yang melacak harga bitcoin tanpa memiliki mata uang kripto yang mendasarinya. Para pendukung kripto mengatakan bahwa hal ini telah membantu melegitimasi kelas aset dan mempermudah investor institusi yang lebih besar untuk terlibat.

Sejak saat itu, Bitcoin telah diperdagangkan dalam kisaran harga US$59.000 (Rp 967,6 juta) dan US$72.000 (Rp 1,18 miliar).

Harga Bitcoin Masih Tertekan

Baru-baru ini, mata uang kripto terbesar di dunia ini tertekan oleh berita mengenai runtuhnya bursa Bitcoin Mt. Gox yang sedang mempersiapkan distribusi koin senilai sekitar US$9 miliar (Rp 147 triliun) kepada para pengguna. Hal ini diperkirakan akan mengarah pada beberapa aksi jual yang signifikan.

Pada hari Kamis (4/7), Arkham Intelligence menyebut sejumlah kecil Bitcoin dipindahkan dari tiga dompet yang sebelumnya terkait dengan Mt. Gox. Pergerakan terbesar adalah untuk mata uang kripto senilai US$24 juta (Rp 393,6 miliar). Tidak jelas apakah transaksi ini dilakukan sehubungan dengan rencana pembayaran Mt. Gox.

Pekan lalu, pemerintah Jerman menjual sekitar 3.000 bitcoin - senilai sekitar US$175 juta (Rp 2,87 triliun) pada harga hari ini. Bitcoin yang dijual berasal dari 50.000 Bitcoin yang disita sehubungan dengan operasi pembajakan film Movie2k.

Arkham, yang melacak dompet Bitcoin pemerintah Jerman, mengatakan bahwa aset-aset tersebut dipindahkan ke bursa kripto Kraken, Bitstamp, dan Coinbase, serta sebuah dompet terpisah yang tidak teridentifikasi. "Dana ini kemungkinan besar dipindahkan ke deposito untuk layanan institusional atau OTC," kata Arkham dalam sebuah unggahan di X.