Sejumlah analis memperkirakan rupiah masih akan terus menguat hari ini terhadap dolar AS. Bahkan, pengamat pasar uang Ariston Tjendra meramal rupiah pada hari ini berpeluang tembus ke level terkuatnya tahun ini.
“Rupiah masih berpeluang menembus ke bawah level terkuatnya tahun ini ke kisaran 15.350 hingga 15.380 per dolar AS dengan potensi resisten 15.500. Tahun ini level terkuatnya 15.380 per dolar,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (21/8).
Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 09.15 WIB, rupiah berada pada level 15.438 per dolar AS. Level tersebut meningkat 2,50 poin atau sebesar 0,02%.
Ariston menuturkan, meningginya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan AS masih menjadi penggerak pasar. Hal itu dikarenakan belum ada data ekonomi penting AS yang dirilis hingga hari ini.
Dia menambahkan, Bank Indonesia juga hari ini kemungkinan tidak akan mengubah kebijakan moneternya karena sudah diuntungkan dengan kondisi rupiah yang menguat saat ini. “Jadi mungkin bisa membantu penguatan rupiah yang sedang berlangsung,” ujar Ariston.
Sementara itu, Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana juga memproyeksikan penguatan rupiah masih berlanjut hari ini. Fikri memprediksi ada kemungkinan rupiah melanjutkan penguatannya ke level 15.310 hingga 15.510 per dolar AS.
Hal tersebut menurut Fikri akan dipengaruhi sejumlah faktor. “Beberapa diantaranya yaitu kemungkinan BI yang masih mempertahankan BI Rate pada level 6,25% dan median penurunan Fed Funds Rate capai 100 bps hingga akhir 2024,” kata Fikri.
Di sisi lain, pengamat komoditas dan pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini akan berkonsolidasi dan rentan aksi profit taking terbatas.
Namun, kata Lukman, investor cenderung wait and see menantikan hasil rapat dewan gubernur BI hari ini dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada dini hari besok (22/8). “Rupiah pada hari ini bisa berkisar pada 15.400 hingga 15.500 per dolar AS,” ujar Lukman.