Imbas Pandemi, Ekspor Gas PGN ke Tiongkok Diundur hingga 2021

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, kapal kargo LNG. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memundurkan rencana ekspor LNG ke Sinopec Corp menjadi tahun depan.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
28/8/2020, 13.09 WIB

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menunda pengiriman kargo gas alam cair alias liquefied natural gas (LNG) ke perusahaan asal Tiongkok Sinopec Corp menjadi tahun depan. Semula PGN berencana mengirim minimal enam kargo LNG tahun ini, namun karena pandemi virus corona atau Covid-19, rencana tersebut terpaksa ditunda.

"Memang karena kondisi pandemi Covid-19 tahun ini, kami belum melakukan pengiriman kargo ke Sinopec. Harapannya mungkin di tahun depan dan selanjutnya kerja sama ini bisa kami penuhi," kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial Mukhtar dalam paparan publik, Jumat (28/8).

Sebelumnya, pada November 2019 PGN dengan Sinopec telah menandatangani perjanjian jual-beli LNG. Melalui perjanjian ini, PGN akan mengirim minimal enam kargo LNG sepanjang 2020.

Rencananya, kiriman kargo perdana LNG ke Sinopec akan dilakukan awal tahun, yakni Januari-Maret 2020. Namun, merebaknya virus corona di Tiongkok awal tahun ini membuat kiriman LNG ke Sinopec tertunda.

Proyeksi awal, pengiriman kargo LNG ke Sinopec akan dilakukan April 2020, namun adanya pandemi virus corona membuat rencana mundur menjadi kuartal IV 2020 dan kembali diundur hingga tahun depan.

Ia menambahkan, untuk bisnis LNG memang banyak peluang dan potensi yang sedang digarap oleh anak usaha PT Pertamina tersebut. Meski belum bisa menjelaskan secara detail, namun Syahrial memberi sinyal bahwa PGN tengah membidik pasar-pasar di Asia Selatan.

Syahrial menjelaskan bahwa bisnis LNG memiliki peluang besar memasuki pasar internasional, terutama dari segi pengembangan infrastruktur maupun perdagangan. Masuknya PGN ke pasar internasional ini dinilai mampu membuat perusahaan pemain gas skala global yang mumpuni.

Perusahaan menargetkan dapat meningkatkan volume pengelolaan niaga gas bumi untuk Global LNG Trading hingga 130 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD) dalam lima tahun pertama. Volume ini akan ditingkatkan dikembangkan untuk tahun berikutnya.

"Sebagai negara dengan cadangan gas yang besar, Indonesia dapat memperbesar prospek bisnis gas bumi ke negara-negara Asia Pasifik, terutama Asia Tenggara," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/8).

Menurutnya permintaan gas di Asia Pasifik meningkat setiap tahunnya. Terlebih, beberapa negara di Asia Tenggara masuk dalam sasaran LNG Trading dengan proyeksi permintaan sebesar 500.000 metrik ton per tahun (MTPA). Angka ini setara dengan sembilan kargo per tahun.

Pasar juga ia nilai telah merespon positif melalui proses penjajakan yang telah dilakukan dengan proyeksi permintaan sekitar 18 kargo per tahun.

PGN juga tengah membangun terminal regasifikasi mini LNG di Teluk Lamong, Jawa Timur. Di sana, PGN sudah mengeluarkan investasi sampai US$ 17 juta untuk pembangunan sarana dan prasarana yang ada di terminal tersebut. Proyek ini dikerjakan bersama anak usaha PT Pelindo III yang bergerak di bidang logistik energi, yakni PT PT Pelindo Energi Logistik.

"Pembangunannya ini saat ini sedang dilakukan proses pembangunan tangki di darat," kata Syahrial.

Reporter: Ihya Ulum Aldin