Gagal Bayar Utang Jumbo, Tridomain Bakal Negosiasi dengan Pemegang MTN

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
11/5/2021, 20.17 WIB

PT Tridomain Performance Materials Tbk (TDPM) membutuhkan waktu hingga 2024 untuk bisa membayar pokok utang-utang yang saat ini gagal dibayarkan. Selama waktu tersebut, perseroan tetap membayarkan kupon dan bunga meski tidak sebesar sebelum jatuh tempo.

"Perusahaan akan segera kembali pulih, mungkin estimasi kami paling lama diperkirakan tiga tahun. Mudah-mudahan bisa lebih cepat," kata Financial Advisor Tridomain Hendri Kurniadi dalam paparan publik secara virtual, Selasa (11/5).

Ada beberapa kewajiban dari TDPM yang sudah dan segera jatuh tempo. Seperti surat utang jangka menengah alias medium term note (MTN) II yang diterbitkan 2018. Nilainya pokoknya Rp 410 miliar dan telah jatuh tempo pada 27 April lalu.

Selain itu, ada MTN I yang diterbitkan pada 2017, dengan nilai pokok US$ 20 juta dan jatuh tempo pada 18 Mei 2021. MTN lainnya adalah MTN III yang diterbitkan 2018 dengan nilai pokok Rp 100 miliar dan jatuh tempo pada 4 Juli 2021.

Perseroan juga memiliki obligasi I dengan nilai Rp 250 miliar yang jatuh tempo pada 8 Januari 2022 mendatang dan obligasi II senilai Rp 400 miliar yang jatuh tempo 28 Juni 2022. Selain itu, perseroan juga memiliki beberapa kewajiban kepada bank, baik di induk maupun di anak usaha.

 

Saat ini TDPM tengah bekerja keras untuk melakukan restrukturisasi dan menyusun proposal kepada pihak-pihak yang memberikan utang kepada perusahaan. Harapannya, proposal restrukturisasi tersebut bisa diserahkan kepada pihak-pihak terkait dalam waktu dekat.

"Proposal diberikan khususnya kepada MTN holder, namun bond holder juga kami akan lakukan secara bersamaan sekaligus bersama seluruh bank yang terkonsolidasi di Tridomain, di seluruh anak usaha untuk restrukturisasi," kata Hendri.

Menurutnya, selama ini perusahaan melakukan pembayaran kepada seluruh kreditur yang ada secara konsisten. Namun, harus terpaksa melakukan penjadwalan ulang restrukturisasi atas kewajiban yang sudah, maupun yang akan jatuh tempo.

"Hal tersebut perlu dilakukan agar TDPM tetap dapat mempertahankan usaha serta seluruh kreditur akan dapat diselesaikan walaupun terpaksa harus dilakukan restrukturisasi atau penjadwalan ulang," kata hendri menambahkan.

 

Saat ini kondisi ekonomi yang belum mendukung akibat pandemi Covid-19 yang masih berlanjut, TDPM mengalami dampak keuangan. Penjualan dan operasional usaha masih terus berjalan, melakukan antisipasi pada kondisi usaha di tengah pandemi ini.

Untuk menjalankan usaha dan mencari pendanaan, Hendri mengatakan, kas internal perusahaan sangat terbatas sehingga membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan pembayaran kewajiban agar kas tersebut cukup. Namun, perseroan juga berencana untuk mencari pendanaan dari penerbitan saham baru.

Hendri mengatakan TDPM berencana melakukan penambahan modal, dengan skema hal memesan efek terlebih dahulu alias rights issue ataupun tanpa hak alias private placement. Ia mengatakan, kemungkinan aksi korporasi itu dilakukan pada 2022 mendatang.

"Kami bisa andalkan pemegang saham saat ini sesuai dengan proporsi, melakukan strategi private placement, penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu," kata Hendri.

Tridomain Performance Materials adalah produsen petrokimia terbesar dari bahan baku khusus seperti : Acrylamide, Specialty Resins dan Platicisers di Asia Tenggara. Pabrik perseroan memiliki kapasitas produksi 248.000 metrik ton (mt) per tahun.

Perusahaan yang sudah beroperasi lebih dari 30 tahun ini 70-80% penjualannya di pasar dalam negeri. Sisanya diekspor ke beberapa negara Asia Pasifik, Timur Tengah, Australia dan Selandia Baru.