Kabar perusahaan telekomunikasi asal Malaysia, Axiata Group Bhd berniat mengakuisisi saham penyedia internet milik Grup Lippo, PT Link Net Tbk (LINK), beredar beberapa hari terakhir. Kabarnya, akuisisi dilakukan melalui anak usaha Axiata di Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Menanggapi pemberitaan tersebut, Sekretaris Perusahaan XL Axiata Ranty Astari Rachman menyampaikan penjelasan atas pertanyaan yang diajukan Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Ranty, sampai saat ini tidak ada transaksi yang telah dilaksanakan oleh perseroan sehubungan dengan saham PT Link Net Tbk.
"Dalam melaksanakan setiap transaksi, perusahaan akan senantiasa memperhatikan dan memenuhi kewajiban yang perlu dilaksanakan sesuai aturan, khususnya ketentuan di pasar modal," ujar Ranty dalam penjelasan tertulis di laman BEI, Selasa (13/7).
Menurut Ranty, sampai saat ini, tidak ada informasi atau kejadian penting yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup, serta harga saham perusahaan.
Analis PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menyampaikan, jika aksi korporasi antara XL Axiata dan Link Net benar-benar terjadi, maka hal itu akan berpotensi menguntungkan kedua perusahaan.
"Karena keduanya sebagai operator telekomunikasi dan penyedia internet dapat mengkolaborasi bisnisnya, dan diharapkan kinerjanya akan menjadi lebih baik," ujar Sukarno kepada Katadata.co.id, Selasa (13/7).
Ke depan, XL Axiata bisa lebih fokus untuk merealisasikan rencananya mengembangkan bisnis baru yang bergerak pada segmen internet of things (IoT) solutions, application programming interface (API), big data, dan Information and communication technology (ICT).
Dengan demikian, kinerja keuangan perusahaan akan terus tumbuh, di tengah persaingan teknologi saat ini.
"Dari sisi keuangan, kedua perusahaan juga memiliki performa yang baik. Untuk Link Net sahamnya juga masih murah, kinerjanya ada tren kenaikan dalam tiga tahun terakhir," katanya.
Link Net didirikan pada 1996 dengan kegiatan usaha menyediakan broadband berkecepatan tinggi dan televisi kabel untuk pelanggan di Indonesia. Sampai kuartal I 2021, layanannya terhubung ke 2,7 juta rumah. Perusahaan mencatatkan laba bersih Rp 249 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini, atau meningkat 26% dari periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, menurut beberapa sumber dikutip dari Bloomberg, diskusi sedang berlangsung antara Axiata dan dua pemegang saham mayoritas, yakni CVC Capital Partners dan First Media.
Berdasarkan data RTI Infokom, saham Link Net saat ini dimiliki oleh CVC Capital Partners melalui Asia Link Dewa Pte. Ltd. sebesar 35,55%. Lalu, dimiliki oleh Grup Lippo, melalui PT First Media Tbk (KBLV) sebesar 27,9%.
Saham Link Net juga terdaftar dimiliki UBS AG London Branch sebesar 6,61%. Sementara itu, masyarakat tercatat memiliki porsi 26,04% pada saham Link Net. Ditambah penempatan saham treasury sebesar 3,9%.
Ketika dikonfirmasi, Group Head Corporate Communications XL Axiata Tri Wahyuningsih tidak membantah ataupun membenarkan kabar yang beredar tersebut. "Kami tidak memberikan tanggapan mengenai hal tersebut. Silahkan ditanyakan ke pihak Axiata selaku pemegang saham XL Axiata," kata Tri Wahyuningsih kepada Katadata.co.id, Kamis (8/7).
Meski XL Axiata benar-benar mengakuisisi Link Net, Tri Wahyuningsih mengatakan, aktivitas bisnis dan operasional XL Axiata tetap fokus pada strategi untuk layanan data, membangun infrastruktur data, fiberisasi, dan mengembangkan bisnis layanan XL Home.
"(Fokus tersebut) sebagai bagian dari visi perusahaan untuk menjadi penyedia layanan konvergensi terdepan di Indonesia," katanya menambahkan.