Usai Tutup Giant, HERO Tawarkan Karyawan Pindah Lini Bisnis Lain

ANTARA FOTO/Feny Selly/rwa.
Sejumlah warga memilih produk yang tersisa pada hari terakhir pengoperasian toko ritel makanan Giant Ekstra di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (17/3/2021).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
9/8/2021, 16.10 WIB

Berdasarkan laporan keuangan, emiten retail berkode saham HERO ini membukukan pendapatan bersih senilai Rp 3,66 triliun pada semester I-2021 atau anjlok 25,99% dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp 4,95 triliun. Hal itu salah satunya yang membuat Hero harus merugi Rp 550,88 miliar atau membengkak dua kali lipat lebih dari rugi Rp 202,07 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan tersebut, HERO dan entitas anak memiliki 7.248 karyawan pada 30 Juni 2021. Jumlah karyawan tersebut berkurang hingga 2.669 orang dibandingkan 31 Desember 2020 yang sejumlah 9.917 orang.

Presiden Direktur Hero Patrik Lindvall mengatakan, Hero memang terus menghadapi tantangan yang cukup signifikan pada semester pertama 2021 akibat pandemi Covid-19, terkait penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), maupun perubahan pola belanja pelanggan.

Patrik mengatakan, setelah tinjauan strategi bisnis yang mendalam, pada Mei lalu, manajemen mengubah pendekatan perdagangannya dengan meningkatkan investasi pada bisnis IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Akibat fokus tersebut, manajemen terpaksa mengalihkan investasi dari Giant.

"Perubahan strategi ini merupakan respons yang menentukan dan diperlukan guna menghadapi dinamika pasar yang berubah," kata Patrik dalam siaran pers yang dikutip pada Senin (2/8).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin