Waskita Tunda Rencana IPO Dua Anak Usahanya Jadi 2023

Arief Kamaludin|Katadata
Suasana studio rekam dan redaksi Televisi Bursa Efek Indonesia IDX Channel, di Jakarta, Senin, (05/12).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
20/9/2021, 15.32 WIB

Erick mengatakan, dalam langkah pencatatan perdana saham tersebut merupakan bagian dari transformasi BUMN. Upaya itu dilakukan agar anak-cucu BUMN menjadi transparan dan memiliki tata kelola perusahaan yang baik.

"Tetapi bukan sekedar go public, fundamental dan sustainability-nya (keberlanjutannya) harus ada. Saya tahu, dari 28 perusahaan (BUMN) yang sudah listing, ada empat yang terengah-engah. Itu yang akan kami perbaiki juga," ujar Erick.

Ia memastikan perusahaan milik negara yang akan IPO merupakan perusahaan yang baik dan memiliki strategi jangka panjang. Hal itu diperlukan, untuk membuat investor tertarik menanamkan modalnya di saham BUMN.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna mengatakan, ada dua BUMN berencana mencatatkan sahamnya melalui IPO pada tahun ini. Kedua BUMN tersebut, merupakan bagian dari 29 perusahaan yang masuk dalam daftar IPO per 3 September 2021.

"Dua perusahaan di antaranya merupakan anak perusahaan BUMN yang belum dapat disebutkan namanya karena belum mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," kata Nyoman kepada awak media, Jumat (3/9).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin