Meneropong Asal-Muasal Tumpukan Utang Jumbo Waskita Karya

Arief Kamaludin|KATADATA
Waskita
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
1/10/2021, 20.50 WIB

Dari 16 ruas jalan tol yang dimiliki Waskita Karya seperti dalam tabel, sejak 2019 telah direalisasikan 5 divestasi yaitu ruas tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kualanamu-Tebing Tinggi, Semarang-Batang, serta Cinere-Serpong.

Ruas tol Cibitung-Tanjung Priok juga akan didivestasikan segera karena Waskita Karya sudah menekan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA) dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Waskita juga menawarkan tiga ruas yaitu, Pejagan-Pemalang, Kanci-Pejagan, dan Pemalang-Batang kepada Sovereign Wealth Fund (SWF), Indonesia Investment Authority (INA).

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, proses divestasi ruas jalan tol bisa mengurangi liabilitas perusahaan mencapai Rp 41 triliun. "Dengan adanya pengurangan atau dekonsolidasi, maka utang Waskita tinggal Rp 46 triliun," katanya.

Ia menjelaskan, pengurangan liabilitas sebagai akibat dari divestasi sejumlah ruas tol berasal dari dekonsolidasi utang BUJT, pembayaran pinjaman pemegang saham kembali ke Waskita, pembayaran tagihan konstruksi oleh investor baru, dan penerimaan dana hasil divestasi tersebut.

Selain divestasi sejumlah ruas tol, Waskita merestrukturisasi utang bank. Saat ini, perusahaan tercatat sudah mendapat perpanjangan jangka waktu kredit hingga lima tahun dengan bunga kompetitif dari 21 bank. Total utang bank yang direstrukturisasi mencapai Rp 29,2 triliun.

Destiawan mengatakan, utang bank tersebut terdiri dari, kredit investasi, pinjaman modal kerja, dan pinjaman untuk ekuitas. Waskita akan berupaya membayar utang, salah satunya dengan melakukan divestasi sejumlah aset yang dimilikinya.

"Kalau kredit investasi, begitu kami melakukan divestasi, maka akan terjadi dekonsolidasi pinjaman. Kami bisa mengembalikan pinjaman ekuitasnya. Kemudian utangnya secara otomatis beralih ke investor yang baru," kata Destiawan

Kondisi utang Waskita Karya yang bengkak membuat kinerja sahamnya di pasar modal direspons negatif oleh pelaku pasar. Sejak awal tahun ini hingga penutupan perdagangan 30 September 2021, harga saham Waskita terkoreksi 42,01% menjadi Rp 835 per saham.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin