Provident Agro Ubah Aktivitas dari Perkebunan Jadi Investasi pada 2022

123rf.com/asnida marwani
Ilustrasi lahan kelapa sawit, CPO
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
1/12/2021, 13.09 WIB

Alhasil, pendapatan dari bisnis utama Provident Agro naik 39,40% menjadi Rp 260 miliar sampai kuartal I 2021, dari realisasi Januari-September 2020 senilai Rp 187 miliar. Di samping itu, pendapatan dari kegiatan investasi perseroan hingga kuartal III-2021 mencapai Rp 124 miliar.

Lepas MAG

Hingga akhir kuartal III 2021, kegiatan investasi PALM ada dua, yakni kepemilikan ekuitas di PT Merdeka Copper Gold Tbk sebesar 6,05% melalui anak usaha PT Suwarna Arta Mandiri dan PT Mutiara Agam (MAG).

Seperti diketahui, pemegang saham utama MAG adalah Provident Agri dan PT Saratoga Sentra Business. Keduanya menjual MAG senilai Rp 502 miliar kepada PT Global Indo Bersaudara, PT Duta Agro Makmur, dan PT Lambang Jaya Agro Perkasa. Dari transaksi itu, Provident Agro mendapatkan dana segar senilai Rp 354 miliar.

Devin mengatakan divestasi anak usaha MAG bukan bagian dari proses pengubahan aktivitas usaha perseroan. Pelepasan anak usaha itu dinilai murni dari kaca mata bisnis perseroan.

Salah satu pertimbangan penjualan MAG adalah masa sertifikat hak guna usaha (HGU) MAG yang kedaluwarsa pada Desember 2026. Perseroan menilai hal itu sebagai risiko bisnis lantaran proses pengajuan perpanjangan HGU tidak memiliki waktu yang pasti dan dibayangi risiko lainnya.

Selain itu, sebanyak 42% dari total lahan MAG ditanami oleh pohon sawit tua. Artinya, perseroan harus melakukan replanting yang berisiko mengurangi produksi, pendapatan, dan beban operasional selama masa penanaman kembali.

Adapun, perseroan memiliki tiga alternatif terkait penggunaan dana segar hasil divestasi, yakni sebagai dana investasi saat aktivitas usaha perseroan berubah, sebagai sumber pembagian dividen, dan dana untuk melakukan pembelian kembali saham dari pemegang saham perseroan. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief