Presiden Joko Widodo resmi membentuk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pariwisata dan Pendukung. Dengan penggabungan tersebut, Jokowi menargetkan aset holding BUMN pariwisata pada 2024 mencapai Rp 260 triliun.
Adapun klaster bisnis holding BUMN ini terdiri dari bandara, maskapai, manajemen destinasi, layanan kargo, dan penerbangan lainnya. Perusahaan yang berada di bawah holding antara lain Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Hotel Indonesia Natour, Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, serta Sarinah.
"Tadi disampaikan oleh Pak Menteri BUMN Erick Thohir, di 2024 akan muncul aset Rp 260-an triliun. Hati-hati saya catat," kata Jokowi saat peresmian holding BUMN Pariwisata dan Pendukung di Mandalika, Lombok Tengah, Kamis (13/1).
Jokowi menilai, selama ini BUMN pariwisata memiliki anak maupun cucu usaha dalam jumlah yang sangat banyak. Perusahaan itu meliputi penerbangan, pelayanan bandara, hotel, atraksi, manajemen kawasan destinasi wisata, sampai ke retail.
Meski demikian anak dan cucu usaha perusahaan pelat merah ini masih berjalan sendiri dan tak terkonsolidasi. "Sehingga menjadi lemah, lemah, lemah, lemah," ujar dia.
Selain itu, pengelolaan manajemen di sejumlah perusahan pelat merah masih kalah jauh dibandingkan perusahaan swasta. Padahal, BUMN pariwisata memiliki aset yang bagus hingga lokasi yang premium dan strategis. "Tapi tidak dikelola dengan manajemen yang baik," kata mantan Wali Kota Solo itu.
Makanya penataan BUMN perlu dilakukan agar menjadi kekuatan ekonomi besar. Jokowi berharap, holding tersebut bisa mendorong pengelolaan pariwisata secara efisien serta terintegrasi dari hulu sampai hilir.
Kemudian, penataan dapat dilakukan mulai dari rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi sampai ke penjualan retail suvenir dari para perajin.
Kepala Negara juga berharap konsolidasi itu bisa membuat holding BUMN pariwisata menjadi lincah dan profesional. Sebab, hal ini menjadi kunci untuk tata kelola yang efisien.
"Jangan sampai justru muncul keribetan-keribetan baru, atau memindahkan persoalan lama ke bentuk persoalan baru," katanya.
Selain itu, Presiden berharap holding BUMN tersebut dapat memberikan dampak kepada masyarakat sekitar. Untuk itu, perusahaan pelat merah diharapkan bisa melibatkan masyarakat lokal dan UMKM yang ada di daerah.
"Berikan ruang dan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi bagian, ini penting sekali, menjadi bagian dari kemajuan pariwisata yang ada di daerahnya," katanya.