Wijaya Karya Tambah Modal Holding Hotel BUMN Rp 1 Triliun
PT Wijaya Karya Tbk akan menambah setoran modal entitas usahanya, PT Wijaya Karya Realty Rp 1 triliun. Ini dilakukan dengan skema debt to equity swap.
Wijaya Karya Realty merupakan pemegang kendali holding hotel BUMN. Perusahaan yang dikenal sebagai Wika Realty ini memiliki utang beserta bunga kepada induk Rp 4,5 triliun.
Namun, nilai yang dianggap utang oleh Wijaya Karya (WIKA) Rp 3,95 triliun. “Sebanyak Rp 1 triliun untuk menjadi tambahan setoran modal melalui skema debt to equity swap,” tulis Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (5/1).
Nilai konversi saham yang ditentukan Rp 106 per lembar. Sedangkan nilai pasar saham Wijaya Karya Realty Rp 105 per lembar.
Dengan kata lain, nilai transaksi lebih tinggi 0,95% dari nilai pasar, namun masih dalam kisaran wajar.
Mahendra menjelaskan, penambahan modal itu sebagai instrumen investasi bagi perseroan. Dengan begitu, kontribusi laba dari Wika Realty pada perseroan dapat lebih dalam.
Laba yang dapat diterima WIKA pada 1 Mei 2021 - 31 Desember 2026 dengan penambahan modal ini mencapai Rp 8,04 miliar.
Kantor Jasa Penilai Publik Iskandar dan Rekan menilai, investasi penambahan modal itu memiliki tingkat internal rate of return (IRR) 18,56% per tahun. Sedangkan angka net present value (NPV) investasi ini ditaksir Rp 2,39 triliun.
IRR adalah suatu tingkat pengembalian tahunan yang akan selalu diharapkan dalam suatu investasi. Sedangkan NPV adalah arus kas perkiraan yang dilakukan pada masa yang akan datang dan disesuaikan dengan kondisi saat ini.
Penambahan modal itu membuat jumlah pemilikan WIKA di Wika Realty naik menjadi Rp 5,26 triliun atau 71,78% dari seluruh saham holding hotel BUMN itu.
WIKA berencana membawa tiga anak usaha ke lantai bursa, salah satunya Wijaya Karya Realty. Anak usaha lainnya yakni WIKA Industri dan Konstruksi, serta WIKA Rekayasa Konstruksi.
Wika Realty akan menawarkan saham perdana dengan target raihan Rp 2 triliun pada 2023. Ini sebagai bagian dari penugasan untuk menjadi holding hotel BUMN.
Sesuai amanat pemerintah, WIKA Realty akan menjadi induk dari holding hotel BUMN. Ini bertujuan mengintegrasikan dan meningkatkan bisnis hotel-hotel milik negara.
Untuk melaksanakan Holding BUMN, WIKA Realty selaku perusahaan pengendali telah mengakuisisi saham milik PT Patra Jasa di HIG. Nantinya, Patra Jasa mengoperasikan dan mengelola hotel-hotel yang diintegrasi.
Holding Hotel BUMN akan terdiri dari integrasi dan peningkatan nilai 21 hotel milik entitas perusahaan negara. Sebanyak satu hotel yang berasal dari PT Aerowisata (AWS), sembilan hotel dari PT Pegadaian (Persero), dan 11 hotel dari PT Hotel Indonesia Natour (Persero).
Pelaksanaan Holding Hotel merupakan satu program untuk mendukung rencana jangka panjang perusahaan (RJPP) Wika Realty yang dilakukan untuk membuat sebaran pendapatan lebih merata antara recurring income dan non-recurring income. Ini akan tecermin di laporan keuangan WIKA Konsolidasi.
Pembentukan holding hotel juga diyakini menjadi stimulus diversifikasi kegiatan usaha dan fokus Wika Realty kepada pasar recurring income. Wika Realty akan menjadi perusahaan yang mengintegrasikan hotel-hotel BUMN menjadi nilai tambah di manajemen bidang perhotelan.