Berdasarkan laporan keuangannya, Sari Roti membukukan pertumbuhan laba sebesar 65 % untuk periode Januari hingga September 2021 menjadi Rp 209,74 miliar. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 127,19 miliar. 

Pertumbuhan laba emiten yang berkode ROTI tersebut ditopang oleh turunnya beban usaha sebesar 13,61% sepanjang periode Januari-September 2021 (yoy). Sedangkan, penjualan produsen Sari Roti tersebut justru turun tipis 0,22% (yoy) menjadi Rp 2,43 triliun hingga kuartal ketiga tahun ini.

Aset ROTI sepanjang periode Januari-September 2021 menyusut 4,35% menjadi Rp 4,26 triliun dari posisi akhir 2020 (year to date/ytd). Penyusutan aset tersebut seiring turunnya ekuitas sebesar 8,53% (ytd) menjadi Rp 2,95 triliun pada akhir kuartal III-2021. Sedangkan, kewajiban produsen roti tersebut justru meningkat 6,68% (ytd) menjadi Rp 1,31 triliun pada akhir September 2021.

Berdasarkan data RTI Bussiness, saham ROTI ditutup menguat 6,87 % ke level Rp 1.400 per lembar pada penutupan perdagangan, Rabu (19/1). Namun, investor asing tercatat melakukan aksi jual sebanyak Rp 3,5 juta saham di seluruh market, hari ini. 

Adapun sepanjang tahun ini, harga saham ROTI sudah naik 2,9 %, Bahkan, dalam sepekan terakhir harga saham Sari Roti tercatat tumbuh 7,69 %. Hingga penutupan perdagangan hari ini, kapitalisasi pasar untuk saham ROTI mencapai Rp 8,6 triliun. 

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi