CT Corps Berencana Suntik Modal ke Garuda, Ini Respons Erick Thohir

Garuda Indonesia
Maskapai Garuda Indonesia diberi simbol kehormatan water canon saat tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
17/2/2022, 17.35 WIB

Menteri BUMN Erick Thohir mendukung rencana CT Corps untuk menyuntikkan modal tambahan kepada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), sebagai bagian dari upaya pemulihan bisnis maskapai pelat merah tersebut.

Sebelumnya, CT Corps melalui PT Trans Airways berencana menambah modal Garuda, serta berdiskusi dengan investor strategis untuk turut menyuntikkan modal. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat aktivitas usaha Garuda.

"Sangat positif, karena pengusaha dalam negeri ini tentu harus kita dorong. Pengusaha nasional harus bisa jadi garda terdepan. BUMN saat ini filosofinya tidak mau menjadi menara gading, tetapi justru kita membangun ekosistem yang baik untuk tumbuhnya pengusaha nasional, daerah dan UMKM," kata Erick dalam acara Power Lunch-CNBC Indonesia, Kamis (17/2).

Erick mengatakan, saat ini Garuda tengah berfokus pada proses restrukturisasi melalui penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Pemerintah juga ingin memastikan bahwa proses restrukturisasi tersebut berjalan dengan baik.

"Kita sangat terbuka dalam bekerja sama dengan berbagai pihak, untuk memastikan maskapai milik negara ini berjalan dengan baik. Karena Garuda tidak hanya soal transportasi manusia, tapi juga dibutuhkan dalam membantu kestabilan logistik kita," kata dia.

Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI), Mayoritas saham Garuda dimiliki oleh pemerintah dengan porsi 60,54%. Sementara itu, Trans Airways menggenggam 28,27%, dan sisanya masyarakat sebanyak 11,19%.

Chairman CT Corps Chairul Tanjung mengatakan, setelah proses restrukturisasi rampung, pihaknya akan menyuntikkan modal kepada perusahaan pelat merah tersebut. Namun, dia tak menyebut secara rinci bagaimana skema penambahan modal yang akan dilakukan. 

"Kalau selesai, nanti rencananya kami akan menambah modal untuk memperkuat," kata Chairul di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (11/1).

Ia juga mengatakan, pihaknya akan berdiskusi dengan investor strategis untuk turut menyuntikkan dana kepada Garuda Indonesia. Tak hanya itu, dia juga berharap pemerintah merealisasikan penyertaan modal negara (PMN) yang semula sudah dialokasi untuk menyelamatkan Garuda. 


Garuda dilanda krisis keuangan akibat kebijakan pembatasan perjalanan di tengah pandemi Covid-19. Hal ini membuat lalu lintas penerbangan penumpang turun signifikan. Perusahaan memasuki proses restrukturisasi utang yang diawasi pengadilan setelah menerima petisi yang diajukan terhadapnya pada Desember 2021.

Garuda berencana untuk mengurangi kewajibannya lebih dari 60% melalui proses restrukturisasi untuk bertahan di tengah pandemi. Berdasarkan proposal yang diajukan, perusahaan berencana untuk mengurangi kewajibannya dari  US$ 9,8 milar atau sekitar Rp 139 triliun menjadi US$ 3,7 miliar atau setara Rp 52 triliun.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi