PT Teladan Prima Agro Tbk bersiap menawarkan saham perdana ke publik alias Initial Public Offering (IPO) pada April mendatang. Setelah melantai di bursa saham, perusahaan perkebunan sawit ini berencana untuk mengembangkan bisnisnya dengan meningkatkan sirkularitas operasi, meningkatkan alokasi produk sampingan dan mengakuisisi perusahaan perkebunan.
Direktur Utama Teladan Prima Agro, Wishnu Wardhana memaparkan, pasca IPO perseroan akan berfokus pada tiga rencana pengembangan bisnis. Pertama, mengembangkan pembangkit listrik tenaga biogas. Wishnu menyebut, perseroan berkomitmen untuk berfokus dalam pengembangan perkebunan berkelanjutan dengan melakukan investasi secara progresif terhadap biogas plant sebagai sumber energi terbarukan untuk menggantikan penggunaan energi berbasis fosil.
"Di satu sisi, kelebihan energi untuk biomassa bisa menjadi tambahan pendapatan dan mengurangi biaya penggunaan energi tidak terbarukan," kata Wishnu dalam konferensi pers, Jumat (18/3).
Kedua, perseroan akan menginvestasikan untuk pembangunan pabrik minyak inti kelapa sawit atau crude palm kernel oil yang menggunakan energi baru terbarukan untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah bagi perseroan.
Adapun, strategi bisnis lainnya yakni mengakuisisi perusahaan perkebunan untuk kemudian ditingkatkan produktivitasnya sesuai dengan standar yang maksimal, dan di sisi lain akuisisi ini bertujuan untuk mengurangi pembukaan lahan baru dan deforestasi.
"Perseroan juga akan menganggarkan capital expenditure (capex) atau belanja modal tahun ini sekitar Rp 200 miliar—Rp 300 miliar untuk capex non akuisisi," kata dia.
Sebelumnya, Teladan Prima Agro akan melepas sebanyak-banyaknya 2,19 miliar saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Perseroan menawarkan harga saham berkisar antara Rp 520 sampai Rp 600 per lembarnya. Emiten yang akan mencatatkan saham dengan kode TLDN ini menargetkan dapat meraup dana segar Rp 1,31 triliun.
Dari dana hasil IPO, sekitar 32% akan digunakan untuk belanja modal perseroan dengan rincian, sebesar 23% akan digunakan untuk belanja modal perseroan yaitu akuisisi perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Kemudian, sekitar 5% akan digunakan untuk belanja modal pada perusahaan anak yaitu pembangunan fasilitas pabrik pengolahan inti sawit (Kernel Crushing Plant/KCP) dan 4% akan digunakan untuk belanja modal pada perusahaan anak yaitu pembangunan biogas plant/pembangkit listrik tenaga biogas.
Sementara, 68% lainnya akan digunakan untuk pembayaran dipercepat sebagian pokok hutang bank pada perseroan dan beberapa perusahaan anak, dengan rincian, sebanyak 46% digunakan perseroan untuk percepatan pembayaran sebagian pokok utang kepada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan sebanyak Rp 515,43 miliar.
Lalu, 14% untuk pembayaran dipercepat sebagian pokok utang perusahaan yang sama dengan jumlah mencapai Rp 287,76 miliar. Kemudian, 1% untuk penyetoran modal kepada PT Multi Jayantara sebagai pembayaran dipercepat sebagian pokok utang sebanyak Rp 15,84 miliar, serta 7% kepada PT Cahaya Anugerah Plantation dengan nilai utang yang akan dibayarkan yakni Rp 417,68 miliar.
Bersamaan dengan IPO ini, perseroan mengadakan program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh atau sebanyak-banyaknya 146,21 juta saham.
Perseroan menunjuk BNI Sekuritas dan juga CIMB Niaga Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.
Adapun, masa penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 17—25 Maret 2022. Setelah masa penawaran awal, perseroan memperkirakan akan memperoleh pernyataan efektif pada 31 Maret 2022, yang diikuti oleh masa penawaran umum saham perdana pada 4—7 April 2022. Teladan Prima Agro ditargetkan akan tercatat di BEI pada 11 April 2022.