PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) meyakini, kredit sindikasi pada tahun ini akan terus bertumbuh. Hal ini seiring dengan kondisi likuiditas di pasar kredit yang terus membaik.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan, pertumbuhan kredit sindikasi  sejalan dengan momentum iklim ekonomi yang mengalami perbaikan mengindikasikan bahwa volume kredit sindikasi di tahun 2022 diprediksi akan meningkat.

Mengacu pada data Bloomberg League Table Reports, Bank Mandiri tercatat menduduki posisi puncak sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) dengan jumlah pangsa pasar sindikasi menembus 20,17% di Indonesia per akhir 2021. Dari sisi MLA, Bank Mandiri juga telah berhasil mengelola 44 transaksi kredit sindikasi dengan nilai total sebesar US$ 4,64 miliar sepanjang tahun 2021 atau sekitar Rp 66,35 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.300 per US$.

Dari sisi Bookrunners, Bank Mandiri juga berhasil menduduki posisi teratas lewat perolehan pangsa pasar mencapai 20,27% lewat 25 transaksi kredit sindikasi dengan total nilai kredit sindikasi menembus US$ 2,82 miliar selama tahun 2021 atau sekitar Rp 40,32 triliun.

"Perkembangan kredit sindikasi di awal tahun 2022 telah tumbuh signifikan dibandingkan dengan posisi tahun lalu," ujar Indah dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (23/3).

Indah mengungkapkan, transaksi kredit sindikasi yang dikelola Bank Mandiri baik sebagai MLA ataupun Bookrunner ini tidak hanya melibatkan institusi keuangan lokal, tetapi juga lembaga keuangan internasional. Hal ini merupakan hasil dari usaha Bank Mandiri untuk terus memperluas network di pasar sindikasi baik lokal maupun internasional.

Menurutnya, Presidensi G20 juga akan membawa pengaruh positif pada pasar kredit sindikasi, termasuk minat atau partisipasi lembaga keuangan internasional pada kredit sindikasi di Indonesia. Sehubungan hal tersebut, Bank Mandiri berkomitmen untuk mendukung Presidensi G20 yang pada akhirnya akan meningkatkan investasi ke dalam negeri.

"Posisi Presidensi G20 adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi global, yang juga bisa meningkatkan kepercayaan investor kepada Indonesia, khususnya di pasar global," imbuhnya.

Sepanjang tahun 2021 lalu, bank dengan kode saham BMRI ini tercatat membukukan laba bersih Rp 28,03 triliun sepanjang 2021, atau melonjak 66,8% dari raihan untung bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp 16,79 triliun.

Pertumbuhan laba bersih itu seiring dengan membaiknya laju intermediasi. Tercatat, pertumbuhan kredit secara konsolidasi tercatat tumbuh 8,86% menjadi Rp 1.050,16 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit industri sebesar 5,2%.

Berdasarkan segmennya, kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi Rp 370 triliun atau tumbuh sebesar 8% secara konsolidasi. Sementara itu, kredit komersial mencatat pertumbuhan tertinggi pada 2021 sebesar 9,7% menjadi sebesar Rp 174 triliun.

Sedangkan, penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Bank Mandiri meningkat 15% dengan nilai realisasi menembus Rp 103,5 triliun.