Pemegang saham pengendali perusahaan pembiayaan, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Trinugraha Capital & Co, telah melaksanakan periode penawaran sukarela atau tender offer.
Berdasarkan pengumuman yang disampaikan Direktur BFIN, Sudjono sampai dengan berakhirnya periode tender sukarela, sebanyak 852.876.278 saham yang ikut berpartisipasi dalam penawaran tender tersebut.
Dengan harga pembelian senilai Rp 1.200 setiap sahamnya, maka Trinugraha Capital, perusahaan konsorsium Jerry Ng dan Boy Thohir tersebut merogoh dana senilai Rp 1,02 triliun.
Sebelum adanya transaksi tersebut, porsi kepemiikan saham Trinugraha Capital di BFIN tercatat sebesar 42,81% atau setara 6,83 miiar saham. Pemegang saham publik menguasai 50,91% yang senilai 8,12 miliar saham. Kemudian sisanya saham treasuri sebesar 6,28% atau setara 1 miliar saham.
Padahal, dalam pengumuman yang disampaikan manajemen BFIN sebelumnya, perusahaan siap meningkatkan porsi kepemilikan saham dalam tender sukarela tersebut sebanyak-banyaknya 57,12% saham.
Mengacu prospektus yang disampaikan manajemen BFIN, pelaksanaan tender sukarela tersebut untuk memperkuat porsi kepemilikan saham Trinugraha Capital di BFIN. Selain itu, sebagai pemegang saham pengendali, Trinugraha Capital akan mengarahkan bisnis BFIN kembali ke level pra pandemi Covid-19 dengan tetap menekankan kehati-hatian terutama kualitas aset.
Selanjutnya, memanfaatkan keahlian dan pengetahuan lokal BFIN untuk membangun pertumbuhan berkelanjutan dalam bisnis pembiayaan konsumen intinya. Terakhir, berinvestasi dalam transformasi bisnis dan menerapkan teknologi digital.
“Tentunya hal ini menunjukkan kepercayaan dari pemegang saham atas kinerja BFI Finance," terang Sudjono, dalam keterangan resmi, Rabu (27/4).
Perseroan, katanya akan tetap mempertahankan tata kelola yang baik dan kehati-hatian dalam berbisnis untuk bertumbuh secara sehat serta transformasi digital guna melayani konsumen dan mitra bisnis BFIN.
Sampai dengan kuartal pertama tahun ini, perusahaan mencatatkan nilai pembiayaan baru (booking) Rp4,8 triliun. Nilai ini meningkat 61,8% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan nilai booking ini turut mengatrol jumlah total piutang yang dikelola yang naik 14,3% dibandingkan kuartal I/2021, menjadi Rp15,6 triliun. Rasio Non-Performing Financing (NPF) berada di angka 1,06% dan neto sebesar 0,26%. Sementara nilai aset dilaporkan sebesar Rp16,4 triliun, atau lebih tinggi 15,4% yoy.
Perusahaan tercatat membukukan kenaikan laba bersih sebesar 72,5% menjadi Rp396 miliar dalam periode yang sama. Peningkatan laba yang tinggi ini tidak terlepas dari bertumbuhnya pendapatan total sebesar 18,4% yoy menjadi Rp1,2 triliun dan diimbangi dengan penurunan total biaya sebesar 3,6%.
Pada perdagangan Rabu ini, harga saham BFIN terpantau melemah 2,28% ke level Rp 1.285 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 20,52 triliun.