BSI Kantongi Laba Bersih Rp 987 Miliar di Kuartal I 2022, Naik 33%

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nym.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah) berbincang bersama (dari kiri) Direktur Retail Banking Kokok Alun Akbar, Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho, Direktur Information Technology Achmad Syafii dan Direktur Compliance & Human Capital Tribuana Tunggadewi sebelum memulai Paparan Kinerja BSI Triwulan I 2022 di Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Penulis: Syahrizal Sidik
28/4/2022, 13.58 WIB

Emiten perbankan syariah BUMN, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) membukukan laba bersih senilai Rp 987,68 miliar untuk pada triwulan pertama tahun ini. Perolehan laba bersih itu naik 33,18% secara tahunan.

Kontribusi kenaikan laba bersih itu seiring dengan penyaluran pembiayaan BSI yang naik secara tahunan 11,59% menjadi Rp177,51 triliun. Berdasarkan komposisi penyaluran pembiayaan selama kuartal pertama tahun ini, sektor konsumer tercatat tumbuh 20,73%, pembiayaan mikro tumbuh 22,42% dan gadai emas tumbuh 8,96%. 

Hal ini turut diimbangi dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) BSI sebesar 16,07% secara tahunan menjadi Rp 238,53 triliun. Aset BSI tercatat naik 15,73% secara tahunan menjadi Rp271,29 triliun. Sedangkan, rasio non performing financing (NPF) net berada di level 0,90%.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, capaian kinerja keuangan perseroan membuktikan kondisi ekonomi Indonesia semakin pulih dari dampak krisis ekonomi akibat pandemi dan semakin meningkatnya inklusi keuangan syariah di Tanah Air.

"Kinerja positif ini disokong pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen yaitu konsumer, korporasi, UMKM, gadai emas hingga kartu pembiayaan serta pengembangan ragam dan inovasi digital," kata Hery Gunardi, dalam konferensi pers, Kamis (28/4).

Secara fundamental, menurut Hery, pembiayaan yang sehat didukung dengan efisiensi biaya serta ekspansi dana murah. Hal itu menjadi kunci capaian kinerja BSI pada triwulan I/2022.

Tercatat, pada tiga bulan pertama tahun ini, rasio kecukupan modal atau cash coverage BSI meningkat signifikan menjadi 150,09%. Selain itu, BSI juga terus meningkatkan efektivitas dan efsiensi biaya dengan membaiknya biaya operasional (BOPO) menjadi 75,35%.

BSI, kata Hery juga terus memperkuat pengembangan ekosistem islam melalui  optimalisasi ekosistem masjid, haji dan umroh, ZISWAF, lembaga pendidikan berbasis islam, industri fesyen dan e-commerce, industri makanan dan minuman, kesehatan, ekspor impor serta wisata halal.

Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan zakat perusahaan yang tumbuh 22% secara year on year menjadi Rp33 miliar. Jumlah NOA Lembaga Pendidikan mengalami kenaikan 45% secara year on year serta tumbuhnya ekosistem masjid lebih dari 30.000 NOA.

“Hal ini tentu menjadi segmen potensial yang harus terus digarap oleh BSI yang memang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri dalam pengembangan ekosistem halal dan ekosistem muslim,” terangnya.

Sedangkan, dalam inovasi layanan digital, pengguna BSI Mobile hingga Maret 2022 mencapai 3,77 juta user aktif atau tumbuh 124% secara year on year. Jumlah pengguna yang semakin meningkat diakibatkan perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun internet banking. Di mana secara keseluruhan lebih dari 96% nasabah sudah mulai digital savvy.

Strategi digitalisasi yang ditempuh BSI mendorong dampak yang sangat positif yakni jumlah transaksi BSI Mobile mencapai 55,11 juta, tumbuh signifikan sekitar 276% secara year on year. Hal ini mendorong pertumbuhaan fee based income menjadi Rp58,94 miliar.