Rasio Utang BUMN Turun Jadi 35% pada 2021, Apa Artinya?

Istimewa
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Komisi VI DPR melakukan Rapat Kerja di Gedung DPR RI.
Penulis: Lavinda
5/7/2022, 15.19 WIB

Piter menilai, langkah yang diambil masing-masing BUMN dalam melunasi utang berbeda-beda. Ini seperti yang dilakukan BUMN karya yang mana asetnya terlalu banyak. Dengan demikian, penjualan aset dapat menjadi langkah efektif untuk menurunkan rasio utang BUMN karya tersebut.

"Untuk BUMN karya PR utama adalah cash flows (arus kas). Mereka punya aset terlalu banyak. Beban utang terlalu sulit ditutup dengan pendapatan dari aset. Aset harus dikurangi untuk mendapatkan uang mengurangi utang. Ini agar cash flows lebih sehat," ujar Piter.

Hal yang berbeda terjadi di maskapai Tanah Air, Garuda. Akibat kesalahan pengelolaan di era lalu, menurut dia, Garuda terlilit persoalan utang namun minus aset. Ini terjadi akibat kebijakan sewa pesawat yang tidak tepat dan transparan.

Oleh karenanya langkah efektif adalah tambahan dana yang digunakan untuk restrukturisasi organisasi yang lebih efektif.

"Untuk Garuda, harus ada suntikan modal baru," ujar Piter.

Senada dengan Piter, pengamat korporasi dari Universitas Indonesia Fatimah Ibtisam menilai, rasio utang yang menurun menandakan kinerja positif dalam organisasi BUMN.

Menurut dia, langkah strategis BUMN untuk memperbaiki tata kelola perusahaan akan menjadi kunci peningkatan kinerja BUMN di masa depan.

"Rasio utang yang menurun jadi sinyal yang baik dari BUMN. Ada optimisme positif bahwa kinerja BUMN pasca pandemi ini terus meningkat," ujar Tisam.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail