Di sisi lain, harga pokok penjualan turut meningkat 11,9%, dari Rp 9,92 triliun menjadi Rp 11,11 triliun. Alhasil, laba bruto tumbuh tipis menjadi Rp 10,34 triliun dari semula Rp 10,24 triliun.

Selanjutnya, beban pemasaran dan penjualan naik tipis menjadi Rp 4,32 triliun dari sebelumnya Rp 4,21 triliun. Beban umum dan administrasi menyusut menjadi Rp 1,54 triliun dari Rp 1,99 triliun. Dengan demikian, laba usaha menjadi Rp 4,48 triliun dari sebelumnya Rp 4,03 triliun.

Ke depan, Ira menjelaskan, Unilever akan terus fokus pada lima strategi utama untuk memenangkan persaingan di tengah banyaknya tantangan. Kelima strategi tersebut antara lain: Memperkuat dan membuka potensi penuh dari brand-brand besar dan produk utama melalui inovasi dan program pemasaran untuk mendorong pertumbuhan pasar. Selain itu, memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan segmen bernilai.

Strategi lain, memperkuat kepemimpinan di saluran utama, dan saluran perdagangan elektronik. Kemudian, menerapkan e-Everything di semua lini, termasuk memimpin di digital dan kapabilitan penggunaan data. Terakhir, tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.

Halaman: