Prospek Saham Bank Besar Masih Moncer di Tengah Kenaikan Inflasi

Katadata
Ilustrasi perbankan
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
6/10/2022, 10.09 WIB

Dari sisi kinerja keuangan, BBCA dan BBRI membukukan percepatan laba pada Agustus, sedangkan BMRI dan BBNI membukukan laba yang stabil. 

“Pertumbuhan top line (laba) secara umum stabil dan meningkat. Di sisi lain, kami terus melihat beban provisi yang menurun dan stabil dari bulan ke bulan. Secara keseluruhan, laba berada sedikit di atas perkiraan konsensus,” papar Handiman.

Bank Harus Mampu Hadapi Risiko yang Meningkat 

Kendati demikian, Mirae Asset menurunkan rating BMRI dari Buy ke Trading Buy karena kondisi reli harga saham. Risiko utama lainnya ialah sedikit penurunan kualitas aset, pertumbuhan kredit yang lebih lambat, volatilitas nilai tukar rupiah, dan inflasi yang tinggi.

Secara umum, Handiman menyebutkan, perusahaan perbankan besar harus mampu mengatasi risiko yang meningkat, dan mempertahankan status overweight, terutama kenaikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang mengakibatkan inflasi pada September.

"Bank Indonesia (BI) diperkirakan menaikkan suku bunga menjadi 5% pada akhir tahun ini. Kami memperkirakan bank akan menaikkan suku bunga deposito secara bertahap, terutama mengingat ketidaksetaraan likuiditas dalam sektor tersebut," ujar Handiman.

Namun, lanjutnya, kenaikan biaya dana harus diimbangi sebagian dengan imbal hasil aset yang lebih tinggi dan volume yang lebih tinggi, sehingga mempertahankan pendapatan bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM).

Dia menegaskan, kualitas aset tetap menjadi perhatian utama. Biaya kredit diyakini masih akan menurun jauh dibandingkan tahun lalu. Terlebih, OJK berpotensi memperpanjang kebijakan restrukturisasi utang.

Halaman:
Reporter: Zahwa Madjid