BI Rate Meningkat, BNI Naikkan Suku Bunga Deposito dan Kredit Valas

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah) didampingi Wakil Direktur Utama Adi Sulistyowati (kiri) dan Direktur Keuangan Novita Widya Anggraini (kanan) menyampaikan Laporan Kinerja BNI Kuartal Ketiga 2022 dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/10/2022).
25/10/2022, 07.39 WIB

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mulai menyesuaikan suku bunga deposito dan kredit valuta asing (valas) usai kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 150 basis poin (bps) pada tahun ini. 

Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini,  mengatakan perseroan menyesuaikan suku bunga deposito valas sebesar 5 hingga 30 bps sejak September 2022. Selain deposito, BNI juga menyesuaikan tingkat bunga kredit valas sebesar 1-2% dua, yang efektif mulai berlaku pada 1 Oktober 2022.

"Penyesuaian di suku bunga khususnya di suku bunga deposito valas ini memang diperlukan untuk memenuhi tingginya permintaan kredit valas," katanya dalam konferensi pers paparan kinerja BNI Kuartal III, Senin (24/10).

Namun demikian, bunga deposito dan kredit rupiah belum ada perubahan pada kuartal ketiga. Novita mengatakan, BNI akan meninjau penyesuaian bunga kredit dan deposito Rupiah pada kuartal IV-2022.

Menurut Novita, BNI akan mengambil langkah konservatif dalam menyikapi kenaikan suku bunga acuan BI. Langkah ini diambil BNI guna mendukung perkembangan debitur yang mulai pulih dari dampak pandemi Covid 19 dan menjaga kualitas portfolio pinjaman. 

Selain itu, BNI terus menyeimbangkan antara margin perusahaan dengan kondisi nasabah. "Ini juga diiringi dengan penyesuaian suku bunga simpanan terutama deposito sehingga memang kami memproyeksikan cost of fund akan mulai meningkat secara bertahap mulai dari kuartal IV tahun ini," katanya. 

Novita mengatakan, sekitar 85% dari portofolio pinjaman terdiri dari pinjaman dengan suku bunga floating. Dengan demikian, BNI memiliki fleksibilitas untuk mengelola margin seiring dengan tren kenaikan suku bunga. 

"BNI juga sepakat bahwa yang menjadi prioritas BNI yaitu kualitas aset. Tentunya penyesuaian bunga kredit di BNI tidak kami lakukan,"katanya. 

Novita mengatakan, BNI melihat bahwa tren perbaikan kualitas kredit ke depan terus membaik. Selain itu, pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai yang sudah dibentuk oleh BNI berada di level cukup.

"Di mana covered kita mencapai 270% ini jumlah yang sangat cukup untuk mengcover risiko di masa yang akan datang,"katanya. 

Suku bunga deposito dan kredit sempat alami penurunan akibat suku bunga BI yang rendah. Dengan kenaikan suku bunga acuan BI ini, biasanya akan mendorong kenaikan suku bunga perbankan, baik untuk bunga simpanan maupun pinjaman.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail