TBP membangun di Tanah Obi untuk kemajuan Indonesia dan menunjang peradaban dunia. Perseroan menjadi induk dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kemampuan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah nikel. 

Terkait amanat undang-undang yang mewajibkan pemegang IUP melakukan peningkatan nilai tambah, maka TBP menunjang kegiatan operasional melalui Megah Surya Pertiwi (MSP) dan Halmahera Jaya Feronikel (HJF). Sejak 2016, TBP melalui MSP telah mengoperasikan smelter pengolahan bijih nikel saprolit (nikel kadar tinggi) dengan proses pirometalurgi menggunakan teknologi RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace). 

Melalui proses dan teknologi yang sama, TBP juga akan mengoperasikan smelter lanjutan untuk mengolah bijih nikel saprolit melalui HJF. Kedua smelter tersebut menghasilkan produk akhir feronikel yang banyak dimanfaatkan dalam industri stainless steel, baterai, perangkat elektronik, dan industri antariksa.

Tetap dalam komitmen untuk mendukung amanat undang-undang terkait konservasi mineral, TBP melalui HPL mampu mengolah bijih nikel limonit menjadi produk bernilai strategis melalui fasilitas pengolahan dan pemurnian (refinery).

Fasilitas ini pionir atau pertama di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi High Pressure Acid Leach. Sebelumnya, bijih limonit hanya dimanfaatkan untuk menutup lubang tambang (overburden).

Produk yang dihasilkan adalah Mixed Hydroxide Precipitate atau campuran nikel kobalt hidroksida yang diproses lebih lanjut menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Produk ini menjadi bahan baku baterai mobil listrik, kendaraan yang sedang dikembangkan di banyak negara untuk menggantikan mobil berbahan bakar fosil.

Nikel sulfat (NiSO4) bermanfaat sebagai komponen katoda baterai litium atau baterai kendaraan listrik, sedangkan kobalt sulfat (CoSO4) sebagai material katoda baterai lithium.

Halaman: