Merdeka Battery Tetapkan Harga IPO Rp 795 per Saham

merdekacoppergold.com
Ilustrasi tambang milik Merdeka Copper
Penulis: Lona Olavia
12/4/2023, 08.06 WIB

Perusahaan di sektor nikel dan mineral lainnya yang terintegrasi secara vertikal, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mematok harga penawaran umum perdana (IPO) Rp 795 per saham. Harga yang dipatok itu ada di batas atas saat penawaran awal (bookbuilding) di rentang Rp 780-795 per saham.

Dalam prospektusnya diterbitkan Rabu (12/4), maka dengan demikian anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) tersebut akan meraih dana segar sebesar Rp 8,74 triliun.

Melalui aksi korporasi ini, perseroan melepas 11 miliar saham atau setara 10,24% dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Namun apabila terjadi kelebihan pemesanan (oversubscribed) pada penjatahan terpusat, MBMA akan mengeluarkan saham tambahan sebanyak-banyaknya 1,1 miliar saham. 

Harga penawarannya sama yakni Rp 795 per saham sehingga dana yang bisa didapat perseroan nantinya total Rp 9,61 triliun.

Merdeka Battery Materials berencana menggunakan 48% dari dana IPO untuk pembayaran seluruh pokok utang kepada induk perusahaan, MDKA sebesar US$ 225 juta  atau Rp 3,8 triliun dan ING Bank cabang Singapura sebesar US$ 75 juta atau sekitar Rp 1,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.083).

Sedangkan 5% akan digunakan oleh perseroan untuk mengambil alih hak tagih sebesar US$ 30 juta yang timbul dari Perjanjian Fasilitas Dukungan Induk yang diberikan oleh MDKA kepada PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI).

“Sehingga perseroan selanjutnya akan memiliki hak tagih kepada MTI sebesar US$ 30 juta atau setara Rp 460,5 miliar dengan syarat dan ketentuan yang sama dengan Perjanjian Fasilitas Dukungan Induk,” ujar manajemen.

Kemudian sekitar 1,5% akan digunakan oleh MBMA untuk modal kerja, antara lain untuk biaya karyawan, biaya jasa profesional, dan biaya keuangan. Sedangkan 8,0% akan dipinjamkan kepada MTI yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan Proyek AIM I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua tahun 2023.

Lalu, 14,0% akan dipinjamkan kepada PT Zhao Hui Nickel (ZHN) yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal. Seperti pemasangan konversi nikel matte pada Smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ZHN yang saat ini sedang dalam proses pembangunan dan sekitar 6,0% akan digunakan untuk modal kerja.

Adapun 5,5% lagi akan dipinjamkan kepada PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang selanjutnya akan digunakan untuk modal kerja. Hal itu meliputi biaya karyawan, biaya jasa profesional, pembayaran royalti ke kas negara, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya pemeliharaan dan perbaikan, serta biaya penambangan. Sementara sisa dana IPO akan dilakukan untuk penyetoran modal kepada PT Merdeka Industri Mineral (MIN) yang selanjutnya akan digunakan untuk pemberian pinjaman kepada PT Sulawesi Industri Parama (SIP) masing-masing sebesar 50%. 

SIP kemudian akan menggunakan dana tersebut untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan fase pertama dari pabrik HPAL pertama yang berkapasitas 60.000 ktpa (HPAL 1a) di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) 

Masa penawaran umum berlangsung pada 12-14 April 2023 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 April 2023.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek ialah Indo Premier Sekuritas dan Trimegah Sekuritas. Sementara penjamin pelaksana efek, yakni UBS Sekuritas Indonesia, Macquarie Sekuritas Indonesia, Sucor Sekuritas, Aldiracita Sekuritas, dan Ciptadana Sekuritas Asia.

Saat ini mayoritas saham Merdeka Battery Materials dimiliki oleh PT Merdeka Energi Nusantara sebesar 48,7% dan Garibaldi Thohir sebesar 11,03%. Lalu Huayong International Limited memiliki 7,51% saham dan Winato Kartono memiliki 6,26% saham MBMA.