Laba Bumi Resources Naik 39% Capai Rp 900 Miliar

http://bumiresources.com/
Tambang batu bara milik BUMI Resources
Penulis: Lona Olavia
2/5/2023, 18.29 WIB

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada kuartal I 2023 membukukan laba bersih senilai US$ 60,25 juta, sekitar Rp 903,60 miliar (kurs Rp 15.000 per dolar AS). Laba tersebut naik 39,3% dibanding periode yang sama tahun 2022 sebesar US$ 43,25 juta atau setara Rp 648,75 miliar.

Namun laba per 1.000 saham dasar atau dilusian tercatat senilai US$ 0,36 per 31 Maret 2023, turun dari US$ 0,48 pada periode yang sama tahun 2022.

Perseroan mencatat pendapatan US$ 454,86 juta pada kuartal I 2023 atau naik 30% dari kuartal I 2022 sebesar US$ 349,87 juta. Jumlah tersebut belum termasuk PT Kaltim Prima Coal atau KPC yang merupakan anak usaha BUMI.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengatakan, BUMI tidak dapat mengkonsolidasikan KPC dan hanya dapat dijadikan equity accounted untuk 51% yang dimiliki perseroan di dalamnya.

“Untuk kepentingan investor dan perbandingan apple to apple dengan pemain sektor lainnya, kami juga melaporkan angka konsolidasi kuartal I 2023 (termasuk KPC) versus PSAK 66 (tidak termasuk KPC yang merupakan akun ekuitas),” kata Dileep dalam keterangan tertulis, Selasa (2/5).

Sementara itu, apabila termasuk konsolidasi dengan KPC, maka pendapatan BUMI sebesar US$ 1,64 miliar selisih sekitar 2.622% dari pendapatan teraudit di periode sama. Di mana laba yang dapat diatribusikan sebesar US$ 60,2 juta.

Adapun beban pokok pendapatan pada kuartal I 2023 tercatat sebesar US$ 370,77 juta, naik dari US$ 294,29 juta pada tiga bulan pertama tahun lalu. Salah satu faktor yang mempengaruhi beban pokok pendapatannya adalah, tingkat royalti yang naik.

Pada kuartal I 2022, royalti tambang sebesar 13,5% dari pendapatan. Sedangkan di kuartal I 2023, royalti naik menjadi 14% di dalam negeri dan hingga 28% untuk ekspor. BUMI juga mendapat penalti untuk penjualan di bawah tingkat yang ditentukan yang meningkat lebih dari US$ 400 juta, dibanding tahun lalu. Harga bahan bakar juga naik secara signifikan.

Sedangkan laba bruto meningkat dari US$ 55,58 juta menjadi US$ 84,08 juta. Laba usaha melonjak dua kali lipat lebih dari US$ 30 juta ke US$ 67,39 juta.

Sementara itu, total kewajiban berkurang 10,8% dibanding akhir tahun 2022 menjadi US$ 1,48 miliar. Pada sisi lain, jumlah ekuitas tumbuh 0,07% menjadi US$ 1,81 miliar.