PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) memperoleh fasilitas pinjaman sindikasi hijau atau Sustainability-Linked Syndicated Term Loan Facility, senilai US$ 700 juta yang setara Rp 10,65 triliun. Pinjaman ini diberikan dari sejumlah mitra perbankan nasional dan internasional termasuk Singapura, Jepang, Hong Kong, Taiwan dan Korea Selatan.
Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad mengatakan fasilitas pinjaman sindikasi hijau ini merupakan contoh nyata penggalangan dana yang inovatif. Hal ini seiring komitmen perusahaan terhadap target keberlanjutan.
"Kami berharap ke depannya PT SMI dapat terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam kegiatan penggalangan dana selanjutnya," kata Edwin, dalam keterangan resmi, Kamis (14/9).
Direktur Pelaksana sekaligus Kepala Sector Solutions Group dan Global Financial Institutions Group, Lim Lay Wah, mengatakan pihaknya merupakan koordinator tunggal dankeberlanjutan dalam transaksi ini. "Kami berkomitmen untuk menyumbangkan keahlian dan memberikan solusi dalam hal keuangan untuk mendukung pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia," sebut Lim Lay.
PT SMI memperoleh komitmen pembiayaan sebesar US$ 1,8 miliar atau oversubscribe lebih dari 2,5 kali dari target pendanaan sebesar US$ 700 juta. Hal ini dipicu dengan likuiditas pasar yang kuat.
Edwin menyebut pinjaman sindikasi ini ditujukan untuk membiayai proyek proyek yang sedang berjalan. Serta pembiayaan baru terutama untuk proyek proyek infrastruktur berkelanjutan di Indonesia, yang akan semakin memperkuat manajemen aset dan liabilitas perusahaan.
"Berbagai proyek yang difasilitasi PT SMI telah menciptakan multiplier effect, hingga 27,62 kali modal disetor per Juni 2023," kata Edwin.
Pinjaman terkait keberlanjutan ini memiliki target kinerja konkret yang sejalan dengan komitmen PT SMI terhadap Environmental Social Governance atau ESG. Hal ini mencakup indikator kinerja utama, yaitu menumbuhkan portofolio pembiayaan berkelanjutan dan meningkatkan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan terkait ESG.