PT ABM Investama Tbk (ABMM) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST pada 15 Mei 2024. Salah satu agenda yang akan dibahas yakni penggunaan laba bersih 2023. Namun, keputusan pembagian dividen menjadi hak para pemegang saham.
Dalam pengumuman resmi ABMM, perusahaan akan melaksanakan RUPST pukul 14.00 di Ra Suite Simatupang, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. "Tanggal daftar pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS yakni 22 April 2022," tulis manajemen perusahaan, dikutip Selasa (16/4).
Sebagaimana diketahui, emiten jasa pertambangan dan batu bara ini mengantongi laba bersih Rp 4,5 triliun pada tahun buku 2023. Menelisik laporan keuangannya perolehan laba ABM Investama naik 7,07% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini membuat para investornya sumringah, salah satunya Lo Kheng Hong. Investor yang kerap dijuluki Warren Buffet Indonesia itu, menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menguasai 5,01% saham ABM Investama pada awal April yang setara 137 juta lembar.
Lo juga turut membandingkan perolehan laba ABMM dengan emiten tambang lainnya seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). “Laba bersih ABMM tahun 2023 sebesar Rp 4,5 triliun lebih besar dari laba BREN dan AMMN, yang kapitalisasi pasar BREN Rp 926 triliun dan AMMN Rp 649 triliun,” ujar Lo Kheng Hong, dikutip Minggu (7/4) lalu.
Secara histori, perusahaan ini tidak absen menebarkan cuan kepada investornya. Katadata.co.id, mencatat sebesar US$ 75 juta atau setara Rp 1,1 triliun dikeluarkan perusahaan untuk dividen dari tahun buku 2022. Jumlah ini lebih besar jika dibandingkan dengan dividen 2021 yakni Rp 735 miliar.
Dari pemberian dividen tahun buku 2022, Lo Kheng Hong mengantongi Rp 45 miliar dari ABM Investama yang saat itu memiliki 113,6 juta saham perusahaan. Dengan kinerja bottom line ABMM yang moncer, Lo Kheng Hong berpotensi meraup dividen jumbo dari laba tahun buku 2023.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 14.00 WIB, harga saham ABBM naik 1,49% ke level Rp 4.100 dari level sebelumnya yakni Rp 4.040. Dari awal perdagangan sahamnya sempat berada di zona merah dengan Rp 4.000 per saham sebagai level paling rendah. Namun dapat naik ke level Rp 4.140 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 3,53 juta dengan nilai transaksi Rp 14,48 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 1.619 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 11,29 triliun.