PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE berencana mendaftarkan dua area proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi miliknya di Bursa Karbon Indonesia.
Direktur Operasi Pertamina Geothermal Energy, Ahmad Yani mengatakan dari dua proyek tersebut, potensi perdagangan karbon kreditnya diperkirakan mencapai US$ 1,5 juta atau setara dengan Rp 24,07 miliar (kurs: 16.051 IDR) tahun ini. Kedua proyek tersebut yakni area PLTP Kamojang dan Ulubelu dan sudah sampai tahap verifikasi.
“Tahun ini ada dua area yang verifikasinya selesai dan bisa jadi revenue tahun ini,” kata Yani dalam Media Briefieng Kinerja Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy TBK di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (8/5).
Sebelumnya, PGE berhasil memperdagangkan unit karbon periode 2016 sampai 2020 pada proyek PLTP Lahendong unit 5 dan 6 dan sudah berkontribusi penurunan karbon hingga 202.989 ton Co2. Kredit karbon ini telah memenuhi standar nasional yang ditetapkan oleh KLHK.
Berdasarkan data bulanan yang dirilis oleh IDX Carbon hingga Maret 2024, volume perdagangan di bursa karbon tercatat 70.046 (tCO2e). Sedangkan nilai transaksinya mencapai Rp 3,93 miliiar dengan angka partisipasi sebanyak 53 pengguna jasa.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mencatat nilai perdagangan di bursa karbon Indonesia mencapai Rp 35,30 miliar hingga 28 Maret 2024.
"Pada bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 28 Maret 2024, tercatat 53 pengguna jasa yang mendapatkan izin," kata Inarno dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (DK) OJK Bulan Maret 2024 di Jakarta, Selasa (2/4).
Volume perdagangan di bursa karbon tercatat sebanyak 571.956 ton setara karbondioksida (tCO2e) terhitung sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 28 Maret 2024. Ia merinci nilai perdagangan Rp 35,30 miliar tersebut mencakup nilai transaksi 27,89 persen di pasar reguler, 19,76 persen di pasar negosiasi dan 52,35 persen di pasar lelang.
Ke depan, potensi bursa karbon masih sangat besar karena mempertimbangkan terdapat 3.546 pendaftar yang tercatat di Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan.