BEI Cecar Adhi Karya, Minta Penjelasan Suntikan PMN 2025 Rp 2 Triliun

ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi (kedua kanan) didampingi Komisaris Independen Abdul Muni (kanan) melihat salah satu stan pada Adhi Expo di Gedung MTH 27 Office Suites, Jakarta, Rabu (1/3/2023).
11/7/2024, 10.39 WIB

Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan lebih lanjut kepada PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengenai pengajuan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 2,09 triliun tahun anggaran 2025. Surat itu dilayangkan BEI pada Selasa (9/7) usai Adhi Karya menyampaikan permintaan PMN di Dewan Perwakilan Rakyat.

Manajemen ADHI merespons permintaan dari Bursa tersebut. Dalam keterbukaan informasi kepada BEI, Corporate Secretary Adhi Karya, Rozi Sparta menjelaskan usulan PMN 2025 ditujukan untuk menyelesaikan dua Proyek Strategis Nasional.

Secara rinci, Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo sebesar Rp 1,9 triliun dan Jalan Tol Yogyakarta Bawen sebesar Rp 173 miliar.Rozi juga mengatakan saat ini Adhi Karya tengah menunggu hasil review Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). ADHI juga berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, regulator, hingga stakeholder lainnya dalam menyiapkan pengajuan PMN 2025. 

“Hingga saat ini belum terdapat dampak yang mempengaruhi kondisi keuangan dan kegiatan operasional perseroan,” tulis Rozi dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Kamis (11/7). 

Lebih jauh Rozi menyampaikan bahwa dana dibutuhkan lantaran pemegang saham dalam kedua proyek tersebut tidak memenuhi kewajiban. Sebelumnya Direktur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson menjelaskan pemegang saham mayoritas Tol Solo-Kulonprogo tidak mampu mendapatkan kredit dari perbankan untuk memenuhi kewajibannya dalam proyek tersebut. 

Kondisi ini membuat kepemilikan saham ADHI di ruas tol tersebut bertambah dari 24% menjadi 47,18%. "PT Gama Group dan PT Dayamulia Turangga sedang restrukturisasi keuangan, sehingga tidak mampu mendapatkan tambahan-tambahan kredit," kata Entus dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin (8/7). 

Entus menjelaskan, penambahan kepemilikan saham tersebut membuat kebutuhan ekuitas dalam Tol Solo-Kulonprogo bertambah dari Rp 1,91 triliun menjadi Rp 3,98 triliun. Dengan demikian, ADHI membutuhkan PNM senilai Rp 1,92 triliun untuk menyelesaikan proyek tersebut. 

Adhi Karya telah mendapatkan PMN senilai Rp 1,4 triliun pada 2022 untuk konstruksi Tol Solo-Kulonprogo. Dengan demikian, total PMN yang diajukan ADHI untuk membangun Tol Solo-Kulonprogo mencapai Rp 3,52 triliun. 

Selain itu, menurut Entus, pihaknya juga membutuhkan PMN Rp 173 miliar untuk melanjutkan pembangunan Tol Yogyakarta-Bawen. Adhi Karya sebelumnya telah mendapatkan PMN Rp 290 miliar pada 2022 untuk pembangunan ruas tol tersebut. Suntikan dana dari pemerintah dibutuhkan pada proyek tersebut karena biaya konstruksi dan investasi naik dari Rp 14,2 triliun menjadi Rp 18,3 triliun. 

Di sisi lain, Entus mengatakan, pemegang saham lain dalam Tol Yogyakarta-Bawen tidak memasukkan setoran modal pada 2022. Adapun pemegang saham dalam Tol Yogyakarta-Bawen adalah PT Jasa Marga Tbk sebesar 63,15%, ADHI sebesar 13,16%, PT Pembangunan Perumahan Tbk sebesar 13,16%, PT Waskita Karya Tbk sebesar 7,91%, dan PT Brantas Abipraya sebesar 2,63%.

Harga Saham ADHI 

Berdasarkan perdagangan saham pagi, Kamis (11/7) pukul 10.05, saham ADHI terpantau stagnan di level Rp 250 per lembar saham. Volume yang diperdagangkan tercatat 18,46 juta dengan nilai transaksi Rp 4,69 miliar dan kapitalisasi pasarnya sebesar Rp 2,10 triliun.

Dalam sebulan saham ADHI melesat 22,33%. Namun dalam tiga bulan terakhir merosot 18,18% dan anjlok 23,64% dalam enam bulan terakhir. 



Reporter: Nur Hana Putri Nabila