PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 2,15 triliun per semester pertama 2024. Kerugian Waskita Karya naik 4,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,07 triliun.
Padahal, Waskita Karya mengantongi pendapatan Rp 4,47 triliun per Juni 2024. Namun pendapatan emiten kontraktor pelat merah ini merosot 15,19% dibandingkan paruh pertama 2023 sebesar Rp 5,27 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan Waskita Karya ditopang dari jasa konstruksi Rp 3,12 triliun. Namun turun 28,17% dari Rp 4,34 triliun.
Selain itu terdapat juga pendapatan bunga dari jasa konstruksi Rp 23,85 miliar. WSKT turut mengantongi hasil dari penjualan precast Rp 610,96 miliar dan pendapatan jalan tol Rp 563,34 miliar.
Pendapatan dari Bisnis Properti
Selanjutnya, ada pendapatan dari bisnis properti sebesar Rp 89,16 miliar, raihan penjualan infrastrutur Rp 29,54 miliar, pendapatan hotel Rp 48,9 miliar dan sewa gedung Rp 6,74 miliar.
Namun demikian Waskita Karya mencatatkan beberapa beban yang mempengaruhi kinerja keuangannya di semester pertama 2024. Seperti beban pokok pendapatan Waskita Karya yang tercatat Rp 3,87 triliun. Beban penjualan dan beban umum dan administrasi Rp 780,24 miliar.
Liabilitas Waskita Karya per Juni 2024 mencapai Rp 82,01 miliar, atau turun 2,35% dari sebelumnya Rp 83,99 miliar. Liabilitas ini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dan dibayarkan perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Di sisi lain, jumlah ekuitas perusahaan terkikisa 21,69% dari Rp 11,6 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp 9,08 triliun. Diikuti penurunan total aset perusahaan dari Desember 2023 sebesar Rp 95,59 triliun menjadi Rp 91,1 triliun pada Juni 2024.
Diketahui, Waskita Karya adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi. Bisnis perusahaan sebagai kontraktor yang terlibat dalam kontruksi jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dan fasilitas lain.