PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatatkan laba Semester I 2024 yang diatribusikan kepada entitas induk US$ 96,27 juta  atau setara Rp 1,56 triliun (kurs Rp 16.281 per US$). Laba anak perusahaan Pertamina ini naik 3,77% dari periode semester pertama 2023 yaitu US$ 92,7 juta.

Pendapatan Pertamina Geothermal Energy tercatat mengalami penurunan 1,4% menjadi US$ 203,76 atau Rp 3,31 triliun dari US$ 206,73 juta. Menurut laporan keuangan Pertamina Geothermal Energy, ada sejumlah pendapatan yang berkontribusi dalam kinerja perusahaan paruh pertama 2024 ini.

Pada pos PT PLN Indonesia Power, terdapat raihan dari Kamojang US$ 34,17 juta, Ulubelu US$ 20,02 juta, dan Lahendong US$ 19,14 juta. Lalu dari pos PLN sendiri, perusahaan mengantongi pendaparan dari Kamojang US$ 40,14 juta, Ulubelu US$ 36,46 juta, Lahendong US$ 20,49 juta, Lumut Balai US% 20,06 juta serta Karaha US$ 4,24 juta.

Sehingga jika diakumulasikan pendapatan PGEO dari subjumlah penjualan operasi sendiri yakni US$ 194,75 juta dari US$ 195,56 juta.

Menelisik laporan keuangan lebih lanjut, beban pokok pendapatan dan biaya langsung US$ 88,19 juta dari US$ 81,93 juta. Secara rinci terdapat beban penyusutan US$ 55,8 juta per akhir Juni 2024. Selain beban penyusutan, terdapat beban upah dan tanggungan US$ 19,51 juta. Semerara beban keuangan PGEO senilai US$ 11,16 juta dari US$ 12,52 juta.

Jumlah ekuitas Pertamina Geothermal Energy per Juni 2024 yakni US$ 1,94 miliar dari Juni 2023 yakni US$ 1,97 miliar. Adapun liabilitas PGEO yakni US$ 959,08 juta dari US$ 992,28 juta. Sementara asetnya yakni US$ 2,9 miliar dari sebelumnya US$ 2,96 miliar.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail