BI Ramal Peningkatan Risiko Resesi Global pada Kuartal II dan III 2020

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.
Pekerja melintas dengan latar belakang pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat (3/4/2020). Bank Indonesia (BI) perkirakan resiko resesi ekonomi dunia terjadi pada triwulan II dan triwulan III 2020 seiring meluasnya penyebaran virus corona.
Editor: Ekarina
15/4/2020, 10.09 WIB

Di sisi lain, risiko pasar keuangan dunia menurutnya juga akan perlahan berkurang. Hal ini sebagaimana yang tercermin pada penurunan volatility index (VIX) dari 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14 April 2020.

Prospek Ekonomi RI

Pelemahan ekonomi global dan penyebaran Covid-19 di dalam negeri menurut Perry akan juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik yang diprediksi menurun. "Ekspor 2020 akan menurun sejalan dengan melambatnya permintaan dunia, terganggunya rantai penawaran global, serta rendahnya harga komoditas global," ujar dia.

Sementara itu, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 juga akan berdampak pada pendapatan masyarakat dan menurunnya produksi. Alhasil, prospek permintaan domestik pun menurun, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.

(Baca: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI Pulih Tahun Depan, Diproyeksi Tumbuh 5,5%)

Dengan demikian dia memperkirakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan terjadi di kuartal II dan III 2020. Hal ini  sejalan dengan prospek kontraksi ekonomi global dan juga dampak ekonomi dari beragam upaya pencegahan pandemi corona. 

Meski begitu, perekonomian nasional diprediksi kembali membaik mulai kuartal IV 2020. Sehingga secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diramal bisa bergerak ke angka 2,3% dan berpotensi meningkat lebih tinggi pada 2021.

"Selain dipengaruhi prospek perbaikan ekonomi global, pemulihan ekonomi nasional juga didorong berbagai kebijakan pemerintah, BI, dan otoritas terkait," ujar Perry.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria