Tembus Rp 16 Ribu per Dolar AS, Jokowi Minta BI Fokus Jaga Rupiah

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/pras.
Presiden Joko Widodo juga meminta OJK fokus pada kebijakan stimulus ekonomi yang memberikan kemudahan dan keringanan bagi kelompok-kelompok terdampak virus corona.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
20/3/2020, 11.43 WIB

BI sebelumnya mengumumkan tujuh strategi untuk menahan pelemahan rupiah akibat kepanikan investor di tengah kepanikan pasar. Pertama, memperkuat intensitas kebijakan intervensi tiga lapis atau triple intervention di pasar spot, surat berharga negara, dan domestic non-delivery forward atau DNDF.

(Baca: IHSG Pagi Ini Terperosok Masuk ke Level 3.000)

Kedua, memperpanjang tenor repo surat berharga negara hingga 12 bulan dan menyediakan lelang setiap hari untuk memperkuat pelonggaran likuiditas rupiah perbankan. Ketiga, menambah frekuensi lelang FX swap tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari 3 (tiga) kali seminggu menjadi setiap hari.

Keempat, memperkuat instrumen term deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan likuiditas valuta asing di pasar domestik. Kelima, mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening rupiah dalam negeri (Vostro) bagi investor asing sebagai underlying transaksi dalam transaksi DNDF. 

Keenam, memperluas kebijakan insentif pelonggaran GWM harian dalam rupiah sebesar 50bps. Insentif yang semula hanya ditujukan kepada bank-bank yang melakukan pembiayaan ekspor-impor, ditambah kepada bagi yang pembiayaan kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas lain.

Ketujuh, memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung upaya mitigasi penyebaran Covid-19. Ini dilakukan antara lain dengan menjamin ketersediaan uang layak edar yang higienis dan menurunkan biaya transfer antar bank melalui sistem kliring BI.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu