Dampak Corona, IMF Ramal Laju Ekonomi Tiongkok Terendah dalam 30 Tahun
Wabah virus corona Covid-19 yang merebak di Tiongkok membuat Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Panda tersebut. IMF memprediksi ekonomi Tiongkok hanya tumbuh 5,6% dari sebelumnya 6%.
Ini berarti laju ekonomi Tiongkok diramal menjadi yang terendah dalam 30 tahun. Terakhir kali Tiongkok mencatat pertumbuhan ekonomi di bawah 6% adalah tahun 1990. Saat itu laju ekonomi mereka hanya mencapai 3,9%.
Hal ini dikatakan Managing Director IMF Kristalina Georgieva dalam pertemuan pemimpin keuangan 20 negara ekonomi terbesar dunia (G20) di Riyadh hari Sabtu (22/3) kemarin. Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi juga melambat 0,1% akibat virus corona. “Namun dampaknya (terhadap ekonomi dunia) akan kecil dan relatif pendek,” kata Georgieva dilansir dari Nikkei, Minggu (23/2).
(Baca: Korban Tewas Corona Capai 2.360 Jiwa, WHO Beri Peringatan Penularan)
Tiongkok tidak mengirim Menteri Keuangan serta Gubernur bank sentralnya dalam pertemuan tersebut. Georgieva juga mengatakan meski ada ketidakpastian, namun IMF memperkirakan ekonomi Tiongkok akan kembali normal pada bulan April hingga Juni mendatang.
Salah satu negara yang terancam ekonominya karena virus corona di Tiongkok adalah Jepang. Gubernur Bank Sentral Jepang Haruhiko Kuroda mengatakan ekspor Jepang hingga kedatangan turis Tiongkok bisa turun karena wabah ini.
“Kami harus memberi perhatian karena tidak tahu kapan virus corona ini berakhir,” kata Kuroda.
Hingga Minggu, 23 Februari, tercatat 78.772 orang terinfeksi virus corona dan merenggut nyawa 2.441 orang. Wabah pandemi ini juga telah menyebar ke sekurangnya 32 negara dengan jumlah paling banyak di Korea Selatan yakni 556 orang tertular dan 4 lainnya meninggal dunia.
Di Benua Eropa, Italia menjadi negara yang paling parah terdampak dengan 2 orang meninggal dunia dan 79 orang terinfeksi virus corona. Sedangkan Iran jadi negara dengan dampak virus corona paling besar di Timur Tengah dengan 29 orang tertular dan 6 orang meninggal.
Pemerintah Korsel telah menetapkan Daegu dan Cheongdo sebagai Zona Penanganan Khusus. Wali Kota Daegu Kwon Young-jin meminta warganya agar tetap berada di tempat tinggalnya. Kwon juga ingin warga Daegu yang menunjukkan gejala virus corona datang ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Jika anda bersembunyi, dapat berdampak pada kesehatan keluarga anda,” kata Kwon dilansir dari The Guardian.
(Baca: Wabah Corona Ganggu Operasional Pabrik Ponsel Samsung di Korea Selatan)