Jokowi Minta Waspadai Rupiah Kuat, BI Anggap Masih Sesuai Fundamental

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi, petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Penulis: Rizky Alika
22/1/2020, 17.11 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, penguatan rupiah masih sesuai dengan fundamental. Hal ini menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang menilai penguatan rupiah terlalu cepat.

"Penguatan rupiah masih sejalan dengan fundamental, inflasi rendah, pertumbuhan meningkat, dan neraca pembayaran surplus," kata Perry saat Konferensi Pers KSSK di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (22/1).

Presiden Jokowi sempat menyampaikan bahwa penguatan rupiah terlalu cepat. Hal itu disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2020 pekan lalu (16/1).

Namun, Perry mengaku, BI sudah menyampaikan kepada Presiden bahwa penguatan rupiah masih sesuai dengan fundamental. “Itu bukan arahan Presiden. Karena Presiden betul-betul menjunjung tinggi independensi bank sentral,” katanya.

(Baca: Rupiah Pagi Ini Melemah di Tengah Ketakutan Wabah Virus Corona)

Perry menjelaskan, penguatan rupiah didukung oleh aliran modal masuk asing (capital inflow). Selain itu, data-data ekonomi makro lainnya seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan neraca pembayaran tergolong baik.

Mengacu pada data-data itu, ia menilai bahwa nilai tukar rupiah masih sesuai dengan fundamental. “Ini juga masih sejalan dengan mekanisme pasar,” kata Perry.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika