Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar pagi ini, Selasa (14/1) menguat 0,13% ke level Rp 13.655 per dolar AS dibanding penutupan kemarin di level Rp 13.672 per dolar AS. Penguatan rupiah ini dipicu oleh sentimen positif menjelang penandatanganan kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang rencananya digelar besok (15/1).
Selain rupiah, mata uang Asia diperdagangkan bervariasi terhadap dolar AS pagi ini. Mengutip Bloomberg, dolar Taiwan naik 0,2% diikuti won Korea Selatan 0,24%, rupee India 0,12%, yuan Tiongkok 0,15%, dan ringgit Malaysia menguat dua poin.
Sementara itu, yen Jepang turun 0,11% diikuti dolar Hong Kong dan Singapura masing-masing turun 0,03%, peso Filipina 0,17%, dan baht Thailand 0,25%.
(Baca: AS Pastikan Komitmen Tiongkok soal Kesepakatan Dagang Tahap I)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai, optimisme penandatanganan kesepakatan fase satu masih menjadi sentimen positif terhadap aset berisiko, termasuk rupiah.
Delegasi Tiongkok dilaporkan sudah mendarat di Washington. Hal ini sekaligus mengkonfirmasi kabar bahwa penandatanganan kesepakatan dagang antara kedua negara ekonomi terbesar yang berseteru ini bakal dilakukan dalam waktu dekat.
Pihak AS sebelumnya telah memastikan komitmen Tiongkok terhadap kesepakatan dagang tahap pertama tak akan berubah selama proses penerjemahan dokumen yang akan diteken di Washington pekan lalu.
Selain berefek ke rupiah, sentimen perdamaian dagang AS-Tiongkok juga menyebabkan indeks saham AS menguat. Hingga berita ini ditulis, indeks dolar AS terpantau menguat0,06% ke level 97.40.
(Baca: Menguat ke Rp 13.673 per Dolar AS, Rupiah Paling Perkasa di Asia)
Tjendra menuturkan, pagi ini, emerging markets kemungkinan akan mengikuti penguatan tersebut termasuk rupiah.
Oleh karena itu, dia memperkirakan mata uang rupiah berpotensi terus menguat ke area support Rp 13.600 per dolar AS. "Sementara resisten di kisaran Rp 13.750 per dolar AS," kata dia.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa harga emas kembali melemah dan kini bergerak di kisaran US$1543 per troy ons.