Bank Indonesia (BI) mengklaim rupiah sebagai salah satu mata uang terbaik di dunia pada 2019. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah bergerak sangat baik sepanjang tahun lalu.
Keperkasaan rupiah terlihat dari apresiasi yang cukup besar. "Rupiah menjadi salah satu mata uang terbaik di emerging market," ucap Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (3/1).
Dia menjelaskan bahwa mata uang Garuda terapresiasi sebesar 2,68% sepanjang 2019. Rupiah menutup tahun 2019 di bawah level Rp 13.900 per dolar Amerika Serikat (AS). "Bahkan di sekitar Rp 13.880 akhir tahun kemarin," kata dia.
Perry menilai posisi rupiah di Asia pada tahun 2019 menurut ia sudah sangat baik. Keperkasaan rupiah hampir menyamai peso Filipina, meski masih di bawah baht Thailand.
(Baca: BI Catat Modal Asing Masuk Tembus Rp 224 T pada 2019, Mayoritas ke SBN)
Menguatnya nilai tukar rupiah di tahun 2019 tak terlepas dari aliran masuk modal asing yang cukup besar ke dalam negeri. Adapun BI mencatat aliran masuk modal asing berbentuk portofolio tahun lalu mencapai Rp 224,2 triliun.
Modal asing tersebut mengalir masuk dalam bentuk surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 168,6 triliun, saham sebesar Rp 50 triliun, obligasi korporasi sebesar Rp 3 triliun, dan sertifikat Bank Indonesia (SBI) Rp 2,6 triliun.
Menurut Perry mengalir derasnya modal asing masuk ke Indonesia didorong oleh membaiknya persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia. Hal ini terlihat dari pergerakan credit default swap atau CDS Indonesia.
Perry menyampaikan, premi CDS indonesia saat ini sebesar 60,6 basis poin. "Ini sangat rendah, bahkan terendah dalam lima tahun terakhir," tutupnya.
(Baca: Rupiah Hari Ini Kembali Dibuka Menguat ke Level Rp 13.885 per Dolar AS)