Nilai tukar rupiah pada pembukaan di pasar spot pagi ini melemah 0,02% ke level Rp 14.095 per dolar AS. Rupiah masih terkena imbas ketidakpastian perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Mengutip Bloomberg, beberapa mata uang Asia juga terpantau melemah. Dolar Hong Kong turun 0,02%, dolar Singapura 0,01%, dolar Taiwan 0,03%, won Korea Selatan 0,02%, dan rupee India 0,34%.
Namun, ada pula yang menguat. Yen Jepang naik 0,02%, peso Filipina 0,08%, yuan Tiongkok 0,11%, ringgit Malaysia dan baht Thailand 0,03%.
(Baca: Pangkas Bunga Acuan dan GWM, BI Tagih Bank Turunkan Bunga Kredit)
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih menantikan hasil dari negosiasi dagang. "Tapi pasar khawatir mengenai hasilnya setelah reaksi keras Tiongkok terhadap RUU HAM Hongkong yang disetujui oleh Presiden Trump," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Jumat (29/11).
Kemarin, Tiongkok meradang setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang yang mendukung aksi protes di Hong Kong. Sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Kamis (28/11) memberikan kecaman terhadap sikap Trump tersebut yang dinilai terlalu ikut campur.
Penandatanganan ini dilakukan setelah senat AS meloloskan RUU untuk mendukung protes Hong Kong. Sebelumnya, Tiongkok mengancam akan melakukan tindakan balasan jika RUU tersebut disahkan menjadi UU.
(Baca: Pertumbuhan Ekonomi 5,02%, Jokowi Minta Masyarakat Tak Kufur Nikmat)
Hal tersebut pun dinilai Tjendra memberi sentimen baru kepada negosiasi dagang. "Ketidakpastian hasil negosiasi dagang memberikan tekanan untuk rupiah," ucap dia.
Bila belum ada perkembangan yang berarti dari negosiasi dagang, rupiah kemungkinan masih akan bergerak di kisaran yang sama yakni Rp 14.050 - 14.100 per dolar AS.