Kementerian Keuangan mencatat pembiayaan utang sepanjang Januari-Oktober 2019 telah menembus 384,52 triliun. Jumlah ini 107,03% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar Rp 359,25 triliun.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, pemerintah memang memperbesar pembiayaan guna mengantisipasi pelebaran defisit anggaran tahun ini. "Ini supaya kita tetap bisa siap-siap," ucap dia dalam Konferensi Pers di kantornya, Jakarta, Senin (18/11).

Defisit anggaran per akhir Oktober 2019 tercatat Rp 289,06 triliun atau 1,79% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Realisasi ini mendekati target tahun ini yaitu Rp 296 triliun atau 1,84% dari PDB. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, pelebaran defisit imbas tertekannya penerimaan pajak nonmigas.

(Baca: Penerimaan Pajak Masih 64%, Defisit Anggaran Bengkak Jadi Rp 289 T)

Pembiayaan utang yang sebesar Rp 384,52 triliun terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) neto Rp 401,71 triliun, dan pinjaman (neto) minus 17,2 triliun. Pinjaman neto minus seiring pembayaran cicilan pokok yang lebih besar dari penarikan pinjaman baru.

Suahasil memaparkan, penarikan pinjaman dalam negeri sepanjang Januari-Oktober 2019 tercatat mencapai Rp 1,23 triliun atau 63,1% target. Sedangkan penarikan pinjaman luar negeri mencapai Rp 49,49 triliun atau 82,11% target.

Halaman: