Ekonomi Global Masih Dibayangi Ketidakpastian, Rupiah Ditutup Menguat

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi, penukaran uang dolar AS di sebuah gerai Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) di Malang, Jawa Timur, Kamis (23/2).
15/11/2019, 17.52 WIB

Nilai tukar rupiah menguat 0,08% menjadi Rp 14.076 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini (15/11), berdasarkan data Bloomberg. Mata uang Asia lainnya juga meningkat.

Mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Di antaranya dolar Singapura naik 0,01%, dolar Taiwan 0,07%, won Korea Selatan 0,23%, peso Filipina 0,17%, rupee India 0,25%, yuan Tiongkok 0,14%, dan ringgit Malaysia 0,1%.

Ada tiga mata uang Asia yang menurun yakni yen Jepang 0,22%, dolar Hongkong 0,01%, dan baht Thailand 0,08%. “Rupiah saya kira bergerak mix di tengah minimnya sentimen yang kuat di global,” kata Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah Redjalam kepada Katadata.co.id, Jumat (15/11).

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah meningkat 31 poin ke level Rp 14.069 per dolar AS. (Baca: Defisit Neraca Dagang Diramal Melebar, Rupiah Berpotensi Melemah)

Pieter mengatakan, perekonomian global saat ini masih dipenuhi ketidakpastian, terutama terkait perang dagang. Di satu sisi, belum ada sentimen baru yang kuat dari global yang bisa menggerakan pasar.

Dari domestik, pasar memantau data neraca perdagangan Oktober 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, neraca dagang suplus US$ 161,3 juta.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria