Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengatakan hingga saat ini rencana redenominasi mata uang rupiah memang belum sempat terlaksana. JK menilai wacana tersebut belum ada urgensinya.
"Memang ini rencana dulu zaman Darmin Nasution jadi Gubernur Bank Indonesia (BI). Namun saat itu dianggap belum urgent jadi direm dulu," ujar Kalla dalam diskusi bersama 100 ekonom di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (17/10).
Maka dari itu, ia menganggap masih banyak fokus lain dalam perekonomian yang harus dikerjakan sebelum melakukan redenominasi ini. Ia pun meyebut, nilai tukar rupiah saat ini bukan yang terburuk terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mata uang negara-negara seperti Brazil, Turki, dan Afrika Selatan dianggap ia jauh lebih buruk dibanding rupiah. "Kita ada di tengah-tengah kok, bahkan produk domestik bruto (PDB) kita lebih baik dari Malaysia," ucap dia.
(Baca: Banyak RUU Mengantre Di DPR, Pemerintah Pinggirkan RUU Redenominasi)
Sementara itu, ekonom Emil Salim menilai, nilai rupiah tidak bisa begitu saja di-redenominasi. "Ini karena nilai rupiah adalah hasil dari naiknya produktivitas," ujar Emil saat ditemui usai acara yang sama.
Ia menjelaskan, nilai mata uang merupakan akibat dari kuat atau tidaknya perekonomian suatu bangsa. Maka dari itu, ia menilai produktivitas bangsa harus ditingkatkan agar nilai mata uang tersebut bisa menguat.
Emil menegaskan bahwa di balik satu rupiah terdapat jumlah produksi dan jasa yang dihasilkan sebuah bangsa. "Jadi kita tidak bisa merubah ekornya terlebih dahulu kalau badan atau kepala belum berubah," ucap dia.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti sempat menyinggung persoalan redenominasi ini. Isu ini, menurut dia, perlu ditinjau ulang agar nilai tukar rupiah lebih efisien dibanding mata uang negara lain.
(Baca: Sri Mulyani Syaratkan Ekonomi Stabil untuk Redenominasi Rupiah)
Destry menyebut redenominasi rupiah penting bagi Indonesia. Untuk itu saat ini, redenominasi sudah dibahas dengan DPR dan pemerintah, namun masih perlu direviu kembali.
Sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhohoyono usulan redenominasi rupiah memang telah muncul. Menurut Destry, dengan nilai tukar rupiah saat ini sebesar Rp 14.108 per dolar AS membuat mata uang Garuda tidak lagi efisien sehingga tak terdengar namanya di dunia internasional.