IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global, Bagaimana Prospek RI?

Donang Wahyu|KATADATA
Gedung-gedung perkantoran di DKI Jakarta difoto dari ketinggian.
16/10/2019, 17.02 WIB

Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di kisaran 5%, kata Iskandar, masih lebih baik dibandingkan beberapa negara Asia, seperti India dan Singapura.

Ke depan, ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus terakselerasi, seiring pertumbuhan investasi. Investasi diharapkan semakin menggeliat setelah berjalannya sistem online perizinan usaha (OSS), skema omnimbus law untuk aturan perizinan usaha, serta fasilitas insentif pajak seperti tax holiday.

Menurut dia, hingga September 2019, sudah ada 43 investor yang disetujui pemerintah untuk mendapatkan tax holiday. "Ini sangat mendukung investasi karena dari 43 investor itu jumlahnya mencapai Rp 513 triliun, bayangkan," kata dia.

(Baca: Kepercayaan Investor Institusi Terhadap Kinerja Pemerintah Merosot)

Para investor tersebut berasal dari 11 negara, dengan yang terbanyak berasal dari Korea Selatan dan Tiongkok. Keseluruhan investor ini berinvestasi di berbagai sektor industri seperti nikel dan baja.

Dari sisi global, IMF menyatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi disebabkan penurunan tajam dalam aktivitas manufaktur dan perdagangan global imbas tarif yang lebih tinggi. Ketidakpastian kebijakan perdagangan juga telah merusak investasi dan permintaan barang modal.

Ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok disebut akan menekan pertumbuhan Produk Domestik Bruto global sebesar 0,8% pada 2020. Pertumbuhan di sejumlah negara berkembang juga dipengaruhi oleh tingkat produktivitas yang rendah, sedangkan pertumbuhan di negara maju dipengaruhi demografi penduduk yang menua.

Halaman: