Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini bakal melambat. Namun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution masih optimistis target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bakal tercapai.
Pasalnya, pemerintah sudah memiliki rencana untuk mencapai target tersebut. Salah satu caranya dengan mendorong peningkatan investasi.
Pemerintah telah memberikan tax holiday sesuai besaran investasi. Diharapkan upaya tersebut dapat mengembangkan industri berbasis Sumber Daya Alam (SDA) dari hulu ke hilir dan meningkatkan daya saing.
Pemerintah juga memperbaiki perizinan berusaha melalui Online Single Submission (OSS). Cara ini dapat memangkas masalah dan mempercepat perijinan investasi.
(Baca: Akibat Perang Dagang, IMF Turunkan Pertumbuhan Ekonomi Global)
Di sisi lain, kebijakan perdagangan akan didorong untuk meningkatkan ekspor dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Caranya dengan peningkatan produk ekspor dengan terlibat dalam Global Value Chain (GVC), simplifikasi prosedural, efisiensi logistik, serta diplomasi ekonomi dan peningkatan pasar.
Dalam upaya menyiapkan SDM, lanjut Darmin, pemerintah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang meliputi tiga lembaga vokasi yaitu SMK, BLK, dan Politeknik.
Selain itu, peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat didorong melalui pengoptimalan infrastruktur jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara yang akan dihubungkan dengan pusat perekonomian. "Infrastruktur akan terhubung dengan pusat produksi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), industri kecil, dan pariwisata," ujar Darmin di Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa (15/10).
(Baca: Meleset dari Target, Sri Mulyani Ramal Ekonomi Tahun Ini Tumbuh 5,08%)
Pertumbuhan ekonomi negara Asia Tenggara (ASEAN) di kuartal II 2019 telah menunjukkan perlambatan. Perang dagang antara dua raksasa ekonomi dunia, Tiongkok dan AS telah berdampak negatif terhadap ekonomi global, termasuk di ASEAN.
Dikutip dari data Trading Economics, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2019 di Singapura hanya sebesar 0,1%. Meski mash tumbuh, angka tersebut jauh melambat dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar 1,1% dan kuartal II 2018 yang mencapai 4,2%.
Selain Singapura, pertumbuhan ekonomi Thailand juga melambat 0,5% dari 2,8% pada kuartal I 2019 menjadi 2,3% pada kuartal II 2019. Lebih jauh, pertumbuhan ekonomi Thailand juga melambat 2,4% dari 4,7% pada kuartal II 2018. Selengkapnya dapat dilihat dalam Databoks berikut ini :