Ekonom Pantau Aksi Demonstrasi Tak Berdampak Besar ke Saham & Obligasi

Demonstrasi mahasiswa pada Selasa (25/9). Aksi demonstrasi dinilai menimbulkan dampak yang tak signifikan pada pasar obligasi dan pasar uang.
27/9/2019, 15.22 WIB

Aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa dan pelajar beberapa hari terakhir menentang sejumlah revisi undang-undang dinilai tak akan berdampak signifikan terhadap perekonomian domestik.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai hal tersebut terlihat dari pergerakan pasar obligasi maupun pasar uang yang masih lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen esksternal, terutama terkait dengan progress kelanjutan negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok.

"Demonstrasi kemarin cenderung berdampak marjinal bagi pergerakan keduanya sepanjang hari Selasa hingga Kamis," kata Josua kepada Katadata.co.id, Jumat (27/8).

Menurut Josua, pergerakan pasar saham masih mungkin terpengaruh oleh sentiment demonstrasi. Hal ini terlihat dari harga saham yang anjlok 1,11% pada Selasa (24/9) saat puncak demonstrasi mahasiswa.

Namun, dampak di pasar saham ini pun tidak berlangsung lama karena pada hari Rabu (25/9) pasar saham kembali mengalami penguatan tipis, di tengah demonstrasi yang masih terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa demonstrasi yang terjadi cenderung memberikan efek marginal dan temporer bagi perekonomian Indonesia.

(Baca: Jokowi Perintahkan Investigasi Tewasnya 2 Mahasiswa dalam Demonstrasi)

Senada, Ekonom Universitas Indonesia Fithra Fasial menilai demonstrasi tak terlalu berdampak terhadap perekonomian sejauh ini. "Kecuali ada rally panjang sehingga demonstrasi akan terus berlangsung dalam waktu yang lama seperti di Hongkong," ujar Fithra.

Ia menjelaskan, demonstrasi ini justru menjadi hal yang positif karena dua hal. Pertama, tidak adanya isu penggulingan pemerintahan. Kedua, demonstrasi ini masih dapat diterima pasar karena tuntutan mahasiswa dianggap hal yang wajar.

Menurut dia, pasar menganggap demonstrasi wajar lantaran menolak revisi UU KPK yang telah disahkan dan berpotensi melemahkan KPK. Ia justru menduga pasar akan bereaksi negatif jika tuntutan mahasiswa ditolak, apalagi jika demonstrasi dihentikan pemerintah melalui tindakan represi.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria