Perang Dagang Berlarut-larut, ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi Negara Asia
Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia pada tahun ini dari sebelumnya sebesar 5,7% menjadi 5,4%. Proyeksi ekonomi wilayah tersebut tahun depan juga dipangkas dari 5,5% menjadi 5,4%.
Dalam laporan terbaru ADB yang dipublikasikan Rabu (25/9), lembaga tersebut menyebut pemangkasan proyeksi ini seiring dengan prospek perdagangan internasional yang bakal lebih suram akibat perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang berlarut-larut.
Pertumbuhan sejumlah negara berkembang yang memiliki skala ekonomi cukup besar di Asia seperti Tiongkok, India, Korea Selatan, dan Thailand diperkirakan melambat.
Sementara itu, ekonomi Singapura, Republik Korea, Hong kong, Taipei, dan negara berkembang di Asia lainnya diperkirakan tumbuh 6% tahun ini dan tahun depan.
(Baca: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini jadi 5,1%)
"Konflik perdagangan Tiongkok-AS dapat bertahan hingga 2020, sementara ekonomi negara utama mungkin berjuang lebih dari yang kami perkirakan saat ini. Di Asia, perdagangan dan investasi melemah,” kata Kepala Ekonom ADB Mr Yasuyuki Sawada dalam keterangan resmi.
ADB memperkirakan ekonomi Tiongkok tumbuh 6,2% pada tahun ini menjadi 6%. Secara keseluruhan, ekonomi negara-negara Asia Timur diperkirakan tumbuh sebesar 5,5% pada tahun ini dan 5,4% pada tahun depan.
Sementara itu, ADB menilai pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara melambat lebih cepat dari perkiraan. Lembaga itu pun memangkas pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara dari 4,9% menjadi 4,5% pada tahun ini dan 5% menjadi 4,7% pada tahun depan. Proyeksi ekonomi Indonesia juga turut dipangkas dari 5,2% menjadi 5,1% pada tahun ini.
(Baca: Perang Dagang, Tiongkok Sebut Tak Tertarik Bermain 'Game of Throne' )
Ekonomi negara-negara Asia Selatan juga diperkirakan tumbuh lebih rendah dari proyeksi awal yakni menjadi sebesar 6,2% pada 2019 dan 6,7% pada 2020. Hal ini, menurut ADB, seiring dengan proyeksi ekonomi India yang lebih rendah ke isaran 6,5% tahun ini.
Sementara itu, ekonomi negara-negara di Asia tengah justru diperkirakan tumbuh lebih baik. ADB bahkan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi regional ini dari 4,2% menjadi 4,4% pada 2019 dan 4,2% menjadi 4,3% pada 2020.
Lembaga yang berkantor pusat di Filipina ini juga memperkirakan pemulihan ekonomi Papua Nugini dari gempa bumi juga diperkirakan membantu mendorong pertumbuhan di subregion Pasifik menjadi 4,2% tahun ini, sebelum kembali moderat menjadi 2,6% tahun depan.