Defisit Anggaran Agustus 2019 Membengkak Capai Rp 199 Triliun

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Kementerian Keuangan mencatat belanja negara hingga Agustus 2019 mencapai Rp 1.388,3 triliun, sedangkan pendapatan negara mencapai Rp 1.189,3 triliun.
24/9/2019, 17.42 WIB

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Agustus 2019 mencapai Rp 199,1 triliun atau 1,24% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Defisit tersebut lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya Rp 183,71 triliun atau sekitar 1,14% terhadap PDB.

"Dibanding periode yang sama tahun lalu, defisit anggaran juga mengalami kenaikan dari 1,02% pada Agustus 2018," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu, Selasa (24/9).

Ia menjelaskan, defisit terjadi karena belanja negara yang lebih tinggi daripada pendapatan negara pada Agustus 2019. Tercatat, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.388,3 triliun, sedangkan pendapatan negara hanya mencapai Rp 1.189,3 triliun.

Realisasi belanja negara itu naik 6,5% dibanding Agustus 2018 yakni Rp 1.303,4 triliun dan mencapai 56,4% terhadap target APBN tahun ini. Realisasi belanja negara terdiri dari Rp 857,7 triliun belanja pemerintah pusat dan Rp 530,6 triliun Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD).

(Baca: APBN 2020 Disahkan, Defisit Anggaran Dipatok Rp 307,2 Triliun)

Belanja pemerintah pusat terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) dan belanja non K/L. Belanja K/L tercatat mencapai Rp 481,7 triliun, sedangkan belanja non-K/L mencapai Rp 376 triliun.

Sedangkan realisasi pendapatan negara hingga Agustus 2019 hanya tumbuh 3,2% dari Agustus 2018 yakni Rp 1.152,9 triliun atau mencapai 54,9% dari target APBN tahun ini.

Pendapatan negara terdiri dari pendapatan dalam negeri dan penerimaan hibah. Realisasi pendapatan negara hingga Agustus 2019 tercatat Rp 1.188,3 triliun, sedangkan penerimaan hibah mencapai Rp 1 triliun.

(Baca: DPR Segera Sahkan RAPBN 2020, Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3%)

Adapun pendapatan dalam negeri terdiri dari Rp 920,2 triliun penerimaan perpajakan dan Rp 268,2 triliun penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Semester kedua ini kita harus terus berhati-hati agar kegiatan ekonomi tetap bisa terstimulasi meski beberapa sektor pendapatan tak bisa terlepas pengaruh global," ujar Sri Mulyani.

Dengan keseluruhan realisasi tersebut, tercapai keseimbangan primer Rp 26,6 triliun. Sementara pembiayaan anggaran hingga Agustus sebesar Rp 280,3 triliun dengan pembiayaan utang yang mencapai Rp 284,8 triliun sehingga terdapat kelebihan anggaran Rp 81,3 triliun.

Reporter: Agatha Olivia Victoria