Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini menguat hingga berada di bawah Rp14.200 per dolar AS. Mengutip Bloomberg, hingga pukul 16.30 WIB, rupiah tercatat menguat 19 poin atau 0,13% ke level Rp14.194 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini memperdagangkan rupiah di level Rp14.195 per dolar AS, menguat dibandingkan posisi kemarin Rp14.231 per dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan rupiah pada perdagangan hari ini bergerak menguat didukung oleh sejumlah data eksternal dan internal. Sentimen internal, terutama berasal dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang membuka ruang penurunan suku bunga acuan.
"Rupiah sore ini menguat terutama didukung pernyataan Gubernur BI yang membuka sinyal untuk kembali menurunkan bunga," ujar Ibrahim, Jumat (9/8).
(Baca: Pemerintah Waswas Kepemilikan Asing di Surat Utang Negara Kian Tinggi)
Adapun sentimen eksternal yang menggerakkan rupiah hari ini, menurut dia, antara lain berasal dari penetapan kurs referensi yuan sebesar 7,01 per dolar AS. Level itu merupakan yang terlemah sejak April 2018.
Selain itu, sudah terdapat empat bank sentral yang memutuskan untuk menurunkan bunga acuannya, yakni Selandia Baru, India, Thailand, dan Filipina.
Dari dalam negeri, data defisit transaksi berjalan yang membengkak juga turut memberikan sentimen terhadap pergerakan rupiah.
(Baca: Defisit Transaksi Berjalan Kuartal II Tembus 3% PDB Akibat Tiga Faktor)
Adapun Ibrahim memperkirakan pada awal pekan depan rupiah akan dibuka menguat, tetapi kemudian bergerak melemah pada rentang Rp14.150 hingga Rp14.222 per dolar AS.
Sementara itu, penguatan nilai tukar terhadap dolar AS tak hanya dialami sendiri oleh rupiah. Ringgit Malaysia juga turut menguat 0,02%, baht Thailand 0,07%, peso Filipina 0,34%, dolar Taiwan 0,13%, yen Jepang 0,25%, serta euro 0,21%.
Adapun yuan China melemah 0,17%, rupe India 0,13%, won Korea 0,09%, dan poundsterling Inggris 0,22%.