Bank Indonesia (BI) menyiapkan tiga strategi untuk mempertahankan angka inflasi di kisaran 3,5% plus-minus 1% tahun ini. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, strategi pertama adalah sinergi semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Kepolisian.
"Sinergi penguatan infrastruktur, khususnya distribusi pangan, perlu ditingkatkan, terutama di wilayah luar Jawa," kata Perry di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (25/7).
Selanjutnya, strategi kedua yang akan dilakukan BI adalah melakukan adaptasi terutama dalam hal pemanfaatan teknologi informasi. "Teknologi sudah sangat canggih, maka inovasi digital dari produksi hingga pemasaran bisa memudahkan distribusi (barang dan jasa)," ucap dia.
Ia juga mengharapkan inovasi teknologi digital tersebut bisa memperpendek mata rantai pasokan kepada konsumen dan meningkatkan nilai tambah bagi para petani.
(Baca: BI: Kenaikan Harga Cabai Picu Inflasi Juli 2019)
Lalu, strategi yang terakhir adalah membuka ruang inovasi dan memperkuat model bisnis perdagangan antardaerah. Saat ini perdagangan tersebut mulai tumbuh dan bisa diperluas ke daerah lain dengan mengoptimalkan lembaga ekonomi di pedesaan maupun usaha milik daerah.
Perry optimistis ketiga strategi itu bisa memperkuat upaya pengendalian inflasi sesuai target 2019 pada 3,5% dan 2020 sebesar 3%. "Tidak hanya pengendalian inflasi, tetapi juga memajukan ekonomi daerah. Kami juga akan kembangkan cluster pangan di daerah dalam pengendalian inflasi," tutupnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sebelumnya mengatakan, Indonesia masih membutuhkan inflasi. Pasalnya, kalau tidak ada inflasi, maka perekonomian suatu negara menjadi tak ada semangat.
Ia mencontohkan kondisi yang terjadi di Jepang saat ini. Pengusaha di sana malah menjadi tidak bergairah berbisnis karena inflasinya 0%. "Inflasi itu seperti tekanan darah, kalau tinggi kita bisa pingsan. Tapi perlu diingat jangan juga deflasi, misal tekanan darah sampai 70, ya pingsan juga," katanya di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (25/7).
Keberhasilan negara menjaga inflasi merupakan salah satu indikator untuk mendorong kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa. Selain itu, peningkatan pendapatan per kapita, pengurangan kemiskinan serta pembukaan lapangan kerja turut menjadi faktor.
Inflasi juga menjadi indikator daya beli masyarakat naik atau turun. "Kalau inflasi tinggi ya daya beli turun, kemiskinan dan pengangguran pasti naik," ucap dia.
(Baca: BPS: Inflasi Juni Capai 0,55% Akibat Tingginya Harga Cabai Merah)