Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spor hari ini, Jumat (19/7), dibuka menguat 21 poin ke level Rp 13.939 per dolar Amerika Serikat (AS). Sampai dengan pukul 10.10 WIB, menurut data Bloomberg, pergerakan rupiah terus positif menuju ke level 13.899. Angka ini mencapai level tertinggi sejak April 2018.
Penguatan terjadi setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dari 6% menjadi 5,75% kemarin. Selain itu, kurs dolar AS saat ini berada dalam posisi bertahan, setelah pejabat bank sentral di negara itu, Federal Reserve (The Fed), memberikan dukungan penurunan suku bunga agresif bulan ini.
Pada konferensi semalam (Kamis waktu setempat), Presiden The Fed New York John Williams menyoroti perlunya tindakan cepat jika pembuat kebijakan menyimpulkan ekonomi sedang dalam kesulitan. Wakil Ketua The Fed Richard Clarida mengatakan kepada Fox Business Network, pemerintah tidak harus menunggu ekonomi turun untuk bertindak.
(Baca: Bunga Acuan BI Dipangkas 25 Basis Poin, Harga Saham Bank Besar Turun)
Pasar keuangan langsung bereaksi cepat dengan pernyataan itu. Peluangnya hampir 70% pemotongan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed pada 30-31 Juli nanti. Indeks dolar AS lalu mencapai level terendah dalam dua minggu terakhir ke 96,824.
“Saya rasa pemotongan 25 atau 50 basis poin tidak akan membuat banyak perbedaan bulan ini,” kata kepala strategi investasi global dari Charles Schwab & Co, Jeffrey Kleintop seperti dikutip dari Bloomberg. “Pasar obligasi telah membuat harga perlambatan yang realistis, (pasar) saham telah pergi ke arah lain tahun ini.”
Mata uang negara lainnya di Asia Pasifik juga mengalami penguatan. Kenaikan paling tinggi adalah won Korea sebesar 0,62%. Lalu, Dolar Singapura naik 0,04%, peso Filipina 0,31%, yuan Tiongkok 0,1%, ringgit Malaysia 0,09%, bath Thailand 0,23%.
(Baca: Kurs Rupiah Cenderung Kuat Jelang Pengumuman Bunga Acuan BI)