Panel Ahli Katadata Insight Center Damhuri Nasution memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 tak akan mencapai target pemerintah. "Pertumbuhan ekonomi 2019 hanya mencapai 5,08%," katanya saat dihubungi Katadata.co.id, Kamis (18/7).
Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 ini cukup pesimistis jika dibandingkan proyeksi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang berada di angka 5,2%. Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 akan berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4%.
Damhuri memproyeksikan pertumbuhan akan tertekan karena perlambatan ekonomi global, khususnya negara yang sedang terlibat dalam perang dagang, seperti AS dan Tiongkok. Tercatat, pertumbuhan Negeri Tirai Bambu pada kuartal kedua melambat menjadi 6,2%. Ini adalah titik terendah dalam 27 tahun terakhir atau hampir tiga dekade sejak 1992.
Secara rinci, setelah tumbuh 5,07% pada kuartal I-2019, Damhuri memprediksikan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh tipis yakni 5,09% pada kuartal II-2019 . "Hal ini karena tren pertumbuhan penjualan mobil, motor dan ritel yang cenderung melambat," ujarnya.
(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Diprediksi Stagnan Akibat Dua Faktor)
Pada kuartal kedua, ia menilai pertumbuhan hanya didorong sedikit oleh peningkatan konsumsi puasa dan Lebaran. Setelah itu, pada kuartal III-2019 proyeksi ekonomi akan sedikit melambat atau tumbuh di 5,06%.
Perlambatan ekonomi tersebut dikarenakan dampak perang dagang AS dan Tiongkok yang baru akan terlihat di kuartal tersebut. "Selain itu, ekspor juga saya rasa tak akan kunjung membaik di triwulan ketiga," ucap dia.
Selanjutnya, pada kuartal IV-2019 ekonomi Indonesia juga Damhuri perkirakan hanya akan tumbuh 5,01%. Perang dagang yang dinilai akan terus berlanjut hingga akhir tahun akan menyebabkan kondisi domestik hingga eksternal akan terus menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Namun, prediksi ini akan berubah jika pemerintah dan Bank Indonesia (BI) bisa membaurkan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat. Bank sentral saat ini sudah menurunkan suku bunga sebesar 0,25%. Namun Damhuri menilai, efek penurunan suku bunga ini akan terasa pada 9-12 bulan ke depan. "Dalam artian ekonomi kita baru akan membaik di tahun 2020," tutupnya.
(Baca: BI: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2019 di Kisaran 5,07%)