Neraca Dagang April Defisit, Rupiah Diprediksi Melemah hingga Juni

Arief Kamaludin | Katadata
Nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp 14.450-Rp 14.470 per dolar AS pada Kamis (16/5).
16/5/2019, 08.32 WIB

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus melemah hingga Juni 2019. Analis Samuel Sekuritas Lana Sulistyaningsih mengatakan, tren pada kuartal kedua setiap tahun memang cenderung menekan rupiah. Penyebabnya, banyak permintaan dolar AS untuk membayar utang, dividen, dan kupon. 

“Permintaan ini menambah beban rupiah,” katanya ketika dihubungi kemarin, Rabu (15/5). Tekanan ini semakin dalam setelah Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan defisit neraca dagang April 2019 menyentuh US$ 2,5 miliar, rekor terdalam sepanjang sejarah.

Defisit ini lebih besar dari ekspektasi dan membuat pasar kecewa. Investor saat ini berpikir ulang untuk menanamkan dananya ke Indonesia. Lana memperkirakan pergerakan rupiah berada di ksiaran Rp 14.450-Rp 14.470 per dolar AS.

(Baca: Terdalam Sepanjang Sejarah, Defisit Dagang April Tembus US$ 2,5 Miliar)

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira juga sependapat. Defisit neraca dagang membuat pergerakan rupiah cenderung terdepresiasi. Pada arus modal asing khusunya di pasar modal, net sell (jual bersih) tercatat cukup besar. "Bahkan sudah tembus Rp 100 miliar," katanya.

Beberapa emiten yang berorientasi pada ekspor diproyeksikan memiliki output yang kurang bagus. Emiten komoditas maupun berbasis industri manufaktur, ia melihat, kinerjanya akan melemah karena terpengaruh ekspektasi investor.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria